Sabtu, 03 September 2011



+Keterbatasan para siswa dan masyarakat pulau terluar dalam mengakses informasi+

*Membuka jendela dunia dari pulau raijua,mungkinkah ?*

Internet atau dunia maya yang saat ini sudah menjadi kebutuhan setiap orang, mulai dari siswa hingga orang kerja. Namun kisah tentang internet, hanyalah dongeng belaka bagi mereka yang ditakdirkan hidup dipulau terluar diwilayah NKRI.  Jauh dari sarana komunikasi membuat mereka hidup seperti katak dalam tempurung. Begitu juga dengan kondisi di Pulau Raijua Kabupaten Sabu Raijua. Mampukah mereka membuka jendela dunia dan meneropong bebas lewat dunia maya???
Joey Rihi Ga,Menia

Entah harus menyebutnya pulau terluar  atau pulau terdepan dari indonesia, tapi memang kenyataannya mereka berhadapan langsung dengan samudra Hindia, tidak ada pulau lagi didepannya. Begitu jauhnya mereka dari sumbu pemerintahan serta Ibukota membuat masyarakat dipulau Raijua seakan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Mulai dari perubahan pembangunan secara fisik maupun pembangunan sumberdaya manusia yang ada disana. Mereka akhirnya harus hidup dan tetap hidup hanya untuk menghabiskan sisa waktu yang diberi yang kuasa. Ada hal yang menarik yang dilontarkan oleh Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome, saat mengunjungi pulau raijua pada pertengahan april silam. Dia mengatakan bahwa orang Raijua tidak boleh ketinggalan dengan orang yang ada di tempat lain dalam hal informasi walaupun sebenarnya semua serba terbatas.
Pemerintah katanya, akan membuka pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) di Raijua dimana ditempat tersebut akan disediakan berbagai macam buku yang bermanfaat baik bagi para siswa, guru, serta masyarakat. Yang menggelitik adalah di PKBM tersebut juga akan disiapkan beberapa unit komputer yang dilengkapi dengan modem internet sehingga masyarakat bisa mengakses informasi lewat internet. "Dulu kita sudah rintis bagaimana masyarakat mengenal dan mengoperasikan komputer di raijua bersama Pak Rafael Huru Ludji. Nah untuk selanjutnya kita akan bangun PKBM yang akan dilengkapi dengan komputer untuk bisa akses internet. Saya ingin dari pulau yang kecil ini kita membuka jendela dunia. dari sini kita akan meneropong dunia lewat internet,"Tegas Bupati waktu itu. Sebuah ide yang luar biasa, karena bagi masyarakat disana terutama para siswa atau guru dan PNS, mereka hanya tahu kalau internet itu hanya bisa mereka temukan di kota, tidak dikampung atau pelosok seperti Raijua. Tapi dengan lajunya perkembangan teknologi saat ini bisa mematahkan pemikiran mereka bahwa internet tidak hanya ada di kota, tapi bisa dimana saja sejauh ada sinyal dari perusahaan telekomunikasi selular. memang di Raijua mereka sudah bisa SMS atau telpon lewat jasa perusahaan telekomunikasi selular, namun mereka hanya bisa mencuri sinyal dari tower atau BTS yang ada dipulau Sabu. Di Raijua sendiri belum ada BTS. Lalu bagaimana dipulau Raijua bisa mengakses internet, itu bukan hal yang gampang. Karena pertama harus ada lebih dulu ada perusahaan telekomunikasi selular yang mendirikan tower atau BTSnya disana. Sehingga dengan kekuatan sinyal yang bagus maka akses internet juga akan semakin baik. Nah tentu ini juga menjadi tantangan bagi perusahaan telekomunikasi selular dalam pelayanannya menjangkau seluruh wilayah indonesia lewat jaringan komukasi selular sesuai dengan keinginan mereka. Untuk diketahui saja bahwa dipulau Sabu ada dua perusahaan telekomunikasi selular yang sudah mendirikan towernya diempat kecamatan, tapi untuk mengakses internet sulitnya setengah mati. Entah karena apa, masyarakat tidak tahu. Hanya satu kecamatan yakni Kecamatan Sabu timur yang akses internetnya berjalan lancar, kecamatan lainnya "tulalit" kalau mau akses internet, ini PR bagi perusahaan telekomunikasi selular di Sabu. Soal pengguna selular jangan tanya jumlahnya, sudah ribuan yang punya HP. lalu apakah keinginan masyarakat di Raijua serta keinginan Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome untuk membuka jendela dunia dari Raijua bisa dilakukan??  Inilah pertanyaan besar yang harus dijawab.  Bagaimana Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua membangun bekerjasama dengan pihak penyedia layanan komunikasi selular agar bisa merambah ke pulau Raijua pulau yang menjadi tempat terdamparnya imigran asing yang hendak ke Australia. Dalam hal ini tentu saja bukan hanya di Raijua yang perlu ditingkatkan layanan komukasinya, tapi juga dibeberapa kecamatan dipulau Sabu, karena tidak dapat dipungkiri bahwa dunia internet atau dunia maya telah menghipnotis masyarakat hingga ke pelosok-pelosok. Buktinya lewat jejaring sosial seumpama Facebook atau Yahoo Mesangger, orang dari kampung sudah bisa berinteraksi dengan orang diluar wilayah mereka bahkan keluar negeri hanya dengan bermodal HP atau modem internet. Nah kalau ini sudah bisa terjadi di Kabupaten Sabu Raijua maka mereka bukan lagi masyarakat yang tertinggal dalam hal informasi. Dengan demikian, maka mimpi dan harapan mereka, untuk sejajar dengan daerah lain dalam hal mengakses informasi secara cepat bisa terwujud. kita akhirnya kembali bertanya, membuka jendela dunia dari pulau raijua mungkinkah??.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar