Sabtu, 03 September 2011

ketika sail indonesia menyinggahi sabu raijua (1)

diterima dengan cium sabu, berakhir makan di kelaga

saat itu, hari baru mulai beranjak petang ketika ada rombongan perahu perahu kecil dengan layar mulai merapat ke pelabuhan seba kecamatan sabu barat kabupaten sabu raijua. tidak lama setelah itu ada perahu karet yang merapat di samping kapal kayu milik nelayan asal makasar dan mulai memanjat. maklum dermaga fery yang ada  di sana tidak memungkinkan para penumpang dari perahu perahu tersebut untuk berlabuh.

JOEY RIHI GA,Menia.
wajah mereka tidak kelihatan kuyu, namun ada sumringah terpancar ketika mereka menginjakkan kaki di ats dermaga. disana mereka sudah di sambut oleh para gadis dan jejaka sabu yang berpakaian adat dengan pernak perniknya.itulah sekilas pemandangan saat pertama rombongan sail indonesia tiba di sabu raijua. setelah di sambut dengan tarian ledo hawu mereka di suguhi air kelapa muda dan diarahkan di tenda yang ada di pelataran pelabuhan, disana sudah ada asisten I setda kabupaten sabu raijua Julius Uly yang mewakili penjabat bupati sabu raijua untuk menyambut para wisatawan yang tergabung dalam rombongan sail indonesia 2010. dalam sambutan yang disampaikan julius uly hanya mengucapkan selamat datang di pulau sbu dan selamat menikmati alam sabu dan pesona budayanya.
setelah acara seremoni tersebut, para wisatawan diangkut dengan sebuah bis damri menuju rumah raja di istana tenni hawu. disana para turis yang kebanyakan pasangan suami istri yang rata rata usianya telah mencapai setengah abad itu maulai berfoto foto sambil melihat berbagai aksesoris yang dipajang oleh pedagang di sabu raijua. ada yang melirik kain sarung dan jenis tenun ikat lainnya, adapu;a yang melirik aksesoris lain seperti kerajinan anyaman dari daun lontar dalam berbagai bentuk seperti dompet,tempat sirih piang dan lain lagi. setelah puas melihat lihat seputaran istana dan beberapa orang sempat membelinya rombongan kemudian menuju kampung adat namata di desa raeloro masih di wilayah kecamatan sabu barat. disana mereka menikmati indahnya batu batu tua, batu megalitik yang telah berusia ratusan bahkan ribuan tahun yang masih tertata secar baik oleh para pemangku adat sebagai tempat pemujaan bagi para dewa orang sabu. dari kampung namata rombongan yang dikoordinisr langsung oleh kepala dinas perhubungan, infokom dan pariwisata kabupaten sabu raijua Yusuf manu kemudian menuju kecamatan sabu timur dengan menggunakan tetap bis damri melintasi kecamtan sabu tengah. tempat tujuannya adalah rumah adat sabu yang juga sekaligus kediaman dan rumah jabatan penjabat bupati sabu raijua Thobias Uly. di kelaga teras depan rumah jabatan penjabat bupati sabu raijua Thobias uly sudah duduk menunggu dengan menggunakan pakaian adat seperti kepal suku. pakaian tersebut mulai dari destar di kepala hingga ikat pinggang dan pisau komando adat adalah pakaian yang hanya bisa dikenakan oleh mone ama atau kepala suku dan tua adat. saat rombongan tiba dengan tergesa gesa penjabat bupati langsung berdiri dihalaman depan untuk menyambut. para wisatawan datang kemudian menyorongkan tangan untuk berjabatan tangan, namun dengan cepat Thobias Uly langsung berujar "harus cium sabu," yang langsung diterjemahkan oleh seorang guide bernama dewi dan juga Yusuf manu. mendengar kata cium sontak sang bule langsung mencium sang penjabat bupati di sambut dengan tepuk tangan wisatawan lain yang juga sementara antri untuk memberi salam kepada si penguasa wilayah sabu raijua. setelah bersalaan para tamu dari luar negeri tersebut langsung diarahkan untuk masuk kedalam rumah penjabat bupati yang berlantai kayu dari batang pohon lontar atau orang sabu menyebutnya kelaga. setelah disampakan ucapan selamat datang oleh penjabat bupati dalam pantun adat sabu yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa indonesia dan kemudian oleh si pemandu menerjemahkannya dalam bahasa inggris. para tamu kemudian diarahkan untuk kembali ke halaman depan karena sudah ada para penari yang akan menyuguhkan tarian adatberupa tarian ledo hawu dan tarian pedo,a. ketika sampai pada tarian pedoa yang dibawakan oleh sanggar dari desa loborai para tamu di undang untuk juga berpegangan tangan menarikan tarian pedo,a. dengan girang para turis ikut bergembira dengan para penari bersama sama menari pedo,a. ada yang kelihatan berkeringat dan lelah tapi terus menebar senyum pada masyarakat yang datang menonton. setelah tiba jam makan malam pukul 19.00 para tamu dibawa kembali masuk kedalam rumah dan duduk di atas kelaga untuk menikmati makan malam."sesuatu yang tak terlupakan ,makan malam di rumah adat dengan makanan khas setempat,"ujar Cathy warga amerika kepada timor expres.(Bersambung)

ketika sail indonesia menyinggahi sabu raijua(2-habis)

bisa bercengkrama biar lewat penerjemah

saat pertama para wisatawan sail indonesia datang ke rumah penjabat bupati sabu raijua dan menyalami penjabat bupati Thobias Uly kata pertama yang keluar dari mulut sang penjabat bupati adalah "harus Cium". kata aneh tersebut harus diterjemahkan oleh sang pemandu sehingga para wisatawan langsung menerima salam adat sabu yang diminta Thoby Uly. dari mulutnya tidak satu katapun keluar bahasa inggris tpi hanya senyuman lebar dan bahasa tubuhnya yang ramah yang membuat para wisatawan merasa nyaman dan seperti di rumah sendiri.

JOEY RIHI GA, MENIA
ternyata bukan hanya dengan bahasa lisan kita bisa membuat nyaman orang asing yang baru kita kenal, tapi lewat bahasa tubuh dan tutur kita yang lembut dibumbuhi senyuman persahabatan mampu membuat orang yang tidak mengerti bahasa yang kita gunakan bisa merasa nyaman. ini bisa terlihat saat para wisatawan dengan senang dan muka penuh gembira menghabiskan waktu di kecamatan sabu timur tetapnya di ruah jabatan bupati sabu raijua Thobias Uly. para wisatawan bisa tersenyum penuh bahagia melihat tarian yang disuguhkan dan juga bisa berdecak kagum saat melihat indahnya kain tenun buatan para wanita sabu. saat para penari mau mempertontontonkan kebolehan mereka dalam menarikan tari ledo hawu dan tarian pedo,a, Thoby Uly sibuk mengarahkan para pemandu untuk menceritakan tentang tariamn yang akan di bawakan serta kain atau motif yang dikenakan oleh para penari.
"kita harus bisa menjelaskan secara detail kepada mereka supaya mereka bisa tahu, karna sebuah tarian akan bisa dinikmati dengan baik oleh para wisatawan kalau mereka tahu tentang cerita atau sejarah tarian tersebut. demikian juga dengan pakaian dan motif kain yang dikenakan oleh para penari. mereka bisa tahu bahwa motif tertenu hanya bisa di pakai oleh kaun bangsawan atau rakyat biasa atau dalam acara adat tertentu,"Ujar Thoby pada sang pemandu lokal di sabu.
suasana kekeluargaan terasa begitu kental saat acara makan malam di kelaga atau dadgeu rumah adat yang juga dipakai sebagai rumah jabatan penjabat bupati. menu yang dispkan berupa daging babi yang dimasak secara tradisional dan daging domba yang pedas membuat para wisatawan menambah porsi makannya tanpa rasa sungkan. " ayo semua harus tambah , ini adalah rumah anda sendiri," Ujar Thoby dalam bahasa indonesia yang diterjemahkan. mendengar itu para wisatawanpun tak lagi sungkan bahkan piring rotan bekas mereka makan diminta untuk dibawa pulang oleh para turis. permintaan itu tentu saja disetujui oleh sang penjabat bupati sekalipun harus menggantikannya kembali kepada para pemilik piring rotan."Boleh ambil dan jangan lupa baha pernah datang di sabu. nanti kalau sampai di negara masing masing jangan lupa cerita tentang sabu dan kalau bisa kembali lagi kesini," tambahnya.
mendengar perkataan tersebut seorang wisatawan bernama sharon dari inggris yang berbadan gempal langsung bangun dari sudut ruangan dan duduk di sebelah Thoby sambil berujar " kamu orang baik saya senang berkenalan dengan anda," Ujar sharon yang dibalas dengan senyum oleh sang penjabat bupati.
pada saat pamtan seorang turis yang bernama jery yang dituakan dalam rombongan menyampaikan ucapan terimakasih kepada sang penjabat bupati. "terimaksih telah menganggap kami sebagai keluarga sendiri itu adalah penghormatan tertinggi bagi kami. kami ingin melihat lebih dekat tentang sabu dan kami berharap akan kembali lagi. kami pasti akan bercerita tentang pengalaman ini pada sahabat dan kenalan kami dinegara masing masing,"Ujar Jerry.(Habis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar