Sabtu, 03 September 2011


* Ketika Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua menyediakan bus gratis *

# Takut terlambat,harus rebutan bus gratis #

Kesulitan jarak jelajah para siswa di kabupaten sabu raijua dalam menimba ilmu buat masa depannya, menjadi fokus perhatian pemerintahan setempat. jarak tempuh siswa ke sekolah yang berkisar belasan kilo meter kini tertolong dengan kehadiran bus gratis yang disiapkan bagi para siswa pagi dan siang.
bagi siswa yang tidak mau terlambat dan menghemat tenaga maka jangan telat menunggu bus gratis di punggir jalan utama, kerana ketika bus gratis telah lewat maka harus menguras tenaga untuk tiba di sekolah.
JOEY RIHI GA,MENIA

Siang itu, jarum jam telah menunjukan pukul 13:00 wita, ketika sekelompok siswa bersagam SMA dan SMP berlarian menunju sebuah bus kayu yang datang menjemput mereka pulang ke rumah mereka. tak peduli apakah laki atau perempuan mereka saling rebutan menjadi yang terdahulu sampai dalam bus karena kalau tidak maka mereka harus bergulat dengan rasa lapar sambil memeras tenaga untuk berjalan pulang. demikianlah setiap hari pagi dan siang, bus sekolah yang hanya dua buah disiapkan pemerintah harus bolak-balik mengantar anak sekolah tanpa dipungut biaya. biasanya yang paling ngotot untuk harus bisa pulang dengan bus gratis adalah mereka yang rumahnya cukup jauh dari sekolah, mereka tak peduli apakah harus bergelantungan, yang penting bisa menghemat tenaga dan tiba di rumah dengan cepat. para orangtua juga merasa tertolong dengan adanya bus gratis karena kalau bagi orang tua yang memiliki sepeda motor dan harus mengantar jemput anaknya tiap hari maka dengan kehadiran bus gratis bagi anak sekolah membuat pekerjaan mereka menjadi ringan. mereka juga bisa hemat BBM setiap harinya. Melky mira salah satu orang tua siswa di desa nada kecamatan sabu tengah kepada harian ini mengisahkan bahwa saban hari dia harus mengantar jemput anaknya yang bersekolah di SMAN I seba kecamatan sabu barat. kini seteah ada bus gratis maka anaknya sudah bisa pergi tanpa diantar dan pulang tanpa dijemput. katanya semangat anak-anak untuk pergi sekolahpun kini semakin tinggi karena mereka tidak lag berpikir masalah jarak jauh yang harus ditempuh dengan berjalan kali. kalau dulu katanya,penderitaan mereka pada waktu sekolah dengan berjalan kaki sambil menenteng jerigen berisi air telah membuat anak-anak sabu raijua menjadi petarung dalam dunia kerja. "sebagai orang tua kita sangat bersyukur dengan apa yang telah dilakukan pemerintah, yakni menyediakan bus gratis bagi anak sekolah. kita berharap ini adalah salah satu motivasi bagi anak-anak untuk mau bersekolah tanpa harus berjalan kaki dengan jarak tempuh yang cukup jauh,"ujar melky. Dulu, tambah mekly, walaupun harus masuk kelas jam tujuh pagi tapi tidak ada murid yang terlambat, walaupun mereka berada ditempat paling jauh dari sekolahnya. mereka jago dalam mengatur waktu. untuk bangun pagi mereka tak perlu jam weker seperti anak kota. weker mereka adalah suara kokok ayam dan kicauan burung. mereka harus cepat bangun dan berlari menuju kali untuk mandi, lalu tanpa sarapan pagi sudah harus bekerka keras denan mengukur panjangnya jalan menuju sekolah. bayangkan mereka pergi sekolah tidak sarapan, tapi tetap kuat untuk berjalan pulang dentan sengatan matahari yang mengganas di pulau gersang tersebut. beruntung bagi mereka yang rumahnya dekat sekolah atau yang orang tuanya ada kuda atau sepeda motor. mereka masih bisa bisa menyelamatkan betis mereka dari rasa sakit yang menikam hingga kepala akibat rasa lelah berjalan kaki. demikian juga kulit mereka masih bisa sedikit terang karena tidak terlalu terbakar sinar matahari. kalau jaman dulu anak-anak sabu malas sekolah karena memang letak sekolah yang sangat jauh sehingga mereka lebih memilih untuk menjaga kambing atau kerbau mereka di padang. lagian pikir mereka buat apa sekolah tinggi-tinggi toh nanti juga hanya menjadi tukang iris tuak. ada juga yang harus berbohong kepada orang tua mereka dan tidak sampai sekolah karena rasa lapar yang menggoda sehingga harus kembali ke rumah atau bersekolah dibawah pohon tanpa guru alis alpa sekolah. memang pada akhirnya mereka harus menyesal karena menjadi orang yang tidak berpendidikan. tapi apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur. namun jaman sudah berubah, pola pikir anak-anak maupun orang tua sudah berubah. mereka sudah sadar bahwa pendidikan itu sangat penting untuk menata masa depan yang lebih baik. merka sudah tahu kalau anak yang sekolah bisa memiliki kesmpatan yang lebih besar dalam dunia kerja. itulah kenapa, saat ini hampir semua anak-anak sudah bersekolah. memang kehadiran bus gratis masih belum merata di seluruh kabupaten sanbu raijua sehingga masyarakat disana masih memiliki harapan agar pemerintah bisa menambah lagi jumlah bus gratis bagi anak sekolah, dan bila perlu masing-masing kecamatan memilki bus khusus bagi anak sekolah. itu adalah harapan, tapi tentu apakah itu akan menjadi kenyataan atau tidak, pemerintah sabu raijua yang akan menjawabnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar