Sabtu, 03 September 2011

BERKUNJUNG : Bupati Sabu Raijua Marthen L. Dira Tome bersama Wakilnya Nikodemus Rihi Heke saat berkunjung ke Pulau Raijua

Melihat kerinduan masyarakat Sabu Raijua terhadap kebutuhan akan listrik (1)

Benarkan cahaya itu akan segera membunuh gelapnya Bumi Rai Hawu ?

harapan orang sabu untuk menikmati listrik memang setinggi gunung. pasalnya sejak merdeka 65 tahun silam ada ada beberpa tempat saja yang sudh menimati cahaya listrik dari PLN. sementara yang lainnya masih bergulat dalam kegelapan. sehingga ketika tiang listri telah dipancang oleh PLN hati orang sabu kian besar menyeruak diantara tulang rusuk yang kurang gisi. akankan kerinduan itu segera terobati dan cahaya itu akan segera datang ???.
JOEY RIHI GA,MENIA

"Akhirnya harapan kita segera akan terwujud, terimakasih untuk PLN" ungkapan ini terlontar dari mulut wadu kire warga desa eilode kecamatan sabu tengah ketika dihampiri timor expres pekan silam saat dirinya sementara melihat para petugas yang sementara memasang kabel listri pada tiang yang telah berdiri kokoh disekitar rumahnya. ungkapan kegembiraannya bisa terlihat dari raut wajahnya yang nampak mulai dimakan usia. apa sebab, karena memang selama ini mereka hanya ditemani oleh cahaya pelita dikala harga minyak tanah mulai melambung saat ini,maka kehadiran listrik laksana air surgawi yang menyejukkan bagi mereka. hal ini dapat dimaklumi karena selama ini listrik bagi mereka hanyalan sebuah angan dan hayalan yang sulit diraih apalagi dengan status sabu sebagai pulau yang terpencil dan sangat jauh dari pusat kota kabupaten sewaktu masih bergabung dengan kabupaten kupang. dengan jauhnya dari pusat kota tentu saja pembangunannya juga berjalan merayap sehingga diusia tua kemerdekaan RI yang ke 65,wilayah pulau sabu belum semuanya tersentuh pelayanan listrik.
doa dan harapan mereka mulai terwujud manakala pemerintah pusat dan DPR RI mengabulkan permohonan mereka untuk menjadi kabupaten otonom sehingga sabu raijua bisa mengalami perubahan dalam berbagai aspek pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan termasuk pelayanan listrik. belum genap berusia satu tahun pihak PLN sudah menyatakan akan segera membangun kantor PLN yang besar yang bisa melayani pulau sabu secara keseluruhan. dan pernyataan itu langsung ditindaklanjuti dengan pengerjaan sarana seperti tiang listrik telah di pasang bahkan sekarang sudah dalam pemasangan kabel yang akan menyambung listrik dari wilayah sabu barat menuju kecamatan liae. memang selama ini sudah ada dua kecamtan yang sudah menikmati listrik sejak puluhan tahun silam sekalipun hanya menyala pada malam hari, yakni kecamatan sabu barat dan kecamatan sabu timur. memang tidak semua desa yang ada di kecamatan tersebut telah tersentuh listrik karena kapasitas mesinnya yang belum memadai sehingga sering terjadi kecemburuan dalam masyarakat. niat mereka untuk menikmati listri sudah begitu tinggi namun apadaya memang kapasitasnya yang belum memadai.
sejak taing listrik dibangun antusias masyarakat begitu luar biasa. meraka denan suka rela membantu para pekerja dari perusahaan yang memangkan tender pekerjaan jaringan listrik di sabu. mereka datang membantu. memberi makan dan minum atau sekedar menemani para pekerja yang banyak berasal dari luar pulau sabu tersebut.
tuan tanah di desa eilode obed nego rata yang telah menghibahkan tanahnya merasa gembira karena janji akan listrik akan segera dilaksanakan.
"memang mereka bilang akan bangun kantor PLN dengan msin yang besar di eilode sehingga kita hibahkan lahannya. pembangunan kantor belum dilakukan tapi tiang listrik sudah berdiri. mudah mudahan dalam waktu yang tak lama lagi kantor dan mesinnya sudah ada di sini,"Ujar Obed.
bagi orang sabu, mereka tak berpikir darimana aliran listrik itu datang saat ini, namun yang mereka lihat bahwa tegaknya tiang listrik yang melewati runah dan lahan mereka telah menjadi bukti bahwa tidak lama lagi cahaya itu akan segera datang, entah kapan itu yang mereka tak mau tahu. yang pasti mereka telah memilki sejumlah rencana jika listrik telah menerangi rumah mereka, mulai dari pekerjaan yang membutuhkan tenaga listrik hingga pada jualan es kikok bagi anak-anak. (bersambung)

SERAH TERIMA : Serah terima Camat Raijua dari Lukas Welem Rohi kepada Yermias Kome Balo
Melihat kerinduan masyarakat Sabu Raijua terhadap kebutuhan akan listrik (2)

Ribuan pohon rebah demi tegaknya tiang listrik.

Untuk mencapai keinginan yang telah terpendam sekian lama, maka apapun direlakan oleh orang sabu. hal ini dapat dilihat dari keiklasan mereka merelakan ribuan pohon di tebang dmi tegak berdirinya tiang listrik yang diidam-idamkan selama ini. tidak cuma itu lahan mereka yang dilalui listrik diberi tanpa basa basi. jika demikian besar pengorbanan mereka benarkan dalam waktu dekat cahaya itu akan segera datang mengusir kegelapan di bumi rai hawu ???
JOEY RIHI GA,MENIA

ribuan pohon rebah,jalur jalan lintas timu seba mendadak menjadi terang lantaran pepohonan yang menghalangi cahaya sang surya kini telah ditebang para pemiliknya. ini hanya semata mata demi memenuhi permintaan agar pohon yang mengganggu jalur listrik harus di potong. dulu jalan yang terkesan rimbun sepanjang jalan menuju sabu barat dari sabu timur terlihat beda, pohon yang tinggi kini telah bergangi tiang listrik yang berdiri kokoh disepanjang jalur jalan. terkesan angkuh namun terasa berbeda. miha wadu salah satu warga desa kudjiratu kecamatan sabu tengah yang dihampiri timor express mengakui bahwa dia rela pohonnya ditebang hanya demi rumahnya yang sekian lama hanya diterangi cahaya pelita bisa berubah terang jika diterangi listrik.
memang pohon yang ditebang banyak yang tidak berguna secara ekonomi karena kebangyakan pohon hanya jenis kedondong, kusambi dan pohon lainnya. tapi ada juga pohon kelapa dan tuak yang tentu secara ekonomi meruguan sang pemilik. namun sekali lagi untuk mencapai suatu harapan yang terpendam, apapun dikorbankan orang sabu." yang pasti bahwa kita iklas pohon milik kita di potong karena kita memang sudah sangat rindu akan layanan listrik sehingga apapun yang menjadi penghambat untuk berdirinya jalur listrik kita iklaskan,"Ujar Miha.
yang patut diapresiasi adalah keiklasan warga untuk memotong pohonnya adalah mereka sendiri yang menebangnya tanpa harus petugas dari perusahaan yang sedang melakukan pekerjaan pembangunan jalur listrik. meraka sendir yang membersihkan pohon yang dilewati tiang dan kabel listrik yang sementara dikerjakan. pengorbanan ini harus dilihat oleh PLN sebagai sebuah wujud kerjasama dan kerinduan orang sabu akan pelayanan PLN. sebab apa, selama pekerjaan jalur listrik tidak ada masyarakat yang mesara dirugiakan sehingga melakukan protes dan sebagainya, justru mereka mendungnya seratus persen dengan cara mereka membantu para pekerja. pantauan timor expres dibeberapa desa yang dilalui jalur listrik, masyarakat terlihat berkerumun membantu pekerja dan petugas biar hanya sekedar membantu mendirikan tiang, atau sekedar membantu menarik kabel listrik untuk dipasang. mereka tak berhitung soal apa yang akan mereka terima karena fokus mereka hanya satu yakni listrik segera menyala. meteran meteran segera terpasang di rumah rumah warga sehingga jalur yang tadinya gelap gulita bisa benderang dan tidak menyersamkan lagi. memang jalur listrik belum masuk sampai kepedalaman atau tempat terpencil. masih sebatas dijalur jalan utama trans seba timu. tapi itu sudah luar biasa bagi orang sabu. paling tidak desa yang dilewati jalur utama tidak lagi gelap seperti dulu.
"yang pasti kalau listrik sudah ada, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menambah penghasilan dan meningkatkan ekonomi kelurga. mulai dari pekerjaan seperti mebel atau membuat berbagai makanan untuk dijual yang harus membutuhkan tenaga listrik seperti es batu atau makanan lainnya,"Ujar Nikolas ratu warga desa keliha kecamatan sabu timur.
jika demikian pengorbanan dan harapan orang sabu terhadap listrik maka itu tentu menjadi beban bagi PLN untuk segera merealisasikan harapan tersebut. apakah itu dengan penambahan mesin dentan kapastitas besar atau segera membangun kantot PLN seperti yang pernah dijanjikan. orang sabu menyerahkan semuanya kepada PLN. Bravo PLN.****
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar