Senin, 05 September 2011

BE A PHOTOGRAPHER : Siap membidik moment indah, pesona tarian penuh sakral dan merekam setiap ritual beraroma magis
Pacuan Kuda : Pria sabu dalam balutan pakaian adat dalam sebuah acara adat Pehere Jara (pacuan kuda adat)
Berkuda : kuda pusaka peninggalan nenek moyang...

Minggu, 04 September 2011

Diantara para pemangku adat.. Aku lebih ganteng dari mereka wkwkwkwk

Sabtu, 03 September 2011

BERKELANA: Menyusuri jalan berbatu di sepanjang jalur lingkar luar Sabu Raijua
SURVEI: Bersama Bupati melakukan survei Calon Bandar Udara di Desa Eilode

"Mengikuti jejak awal perjalanan Marthen Dira Tome sebagai Bupati Sabu Raijua (1)"

Berkantor pagi hari, saban siang turun lapangan

Tulisan ini bukan untuk memuji kinerja seorang pejabat, tapi hanya sekedar berbagai pengalaman dari Kabupaten terbungsu di bumi Flobamora yakni Kabupaten Sabu Raijua. Dalam menapak hari-hari menuju sabu yang bukan lagi sekedar kampung halaman, memang perlu jeli mengikuti juragan kabupaten ini kemana saja dia pergi. Orang yang sudah pernah ke Sabu Raijua pasti berujar bahwa untuk membangun daerah ini tidak bisa hanya di komando dari belakang meja saja. Untuk mewujudkan cita-cita rakyat  maka perjalanan ke desa dan pelosok perlu dilakukan.
Joey Rihi Ga, Menia

Kalau mau bertemu bupati sabu raijua marthen dira tome, maka jangan datang disiang hari, sebab dijamin tidak akan bisa menemuinya dikantor. kegemarannya untuk jalan-jalan kelapangan atau ke desa-desa memang menjadi momok yang menakutkan bagi pejabat yang enggan turun desa apalagi berjalan kaki karena mobil tidak bisa masuk hingga pelosok. belum lagi kalau bagi pejabat yang enggan masuk kantor atau suka menggunakan waktu kerja untuk jalan-jalan karena tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu bisa saja sang bupati sudah nongol ddepan kantor. jika sudah demikian maka suasana kikuk dan salah tingkah akan kelihatan, yang biasanya sementara ngalor-ngidul tanpa kerja yang jelas akan terperangah. ini juga menjadi sok terapi bagi para PNS untuk tidak beranjak dari kantornya pada jam kerja. "untuk sekarang ini saya dengan pak wakil sudah membagi tugas dimana saya hanya masuk kantor untuk tandatangan surat atau terima tamu hingga jam 12 siang, setelah itu saya sudah ada dilapangan sampai sore, nanti tugas selanjutnya dilakukan pak wakil. kalau memang ada surat yang sangat penting dan perlu saya tandatangan maka saya harus kembali lagi sorenya ke kantor setelah dari lapangan," demikian jelas marthen dira tome kepada harian ini, ketika ditanya soal kegemarannya saban siang turun desa. walaupun setiap hari harus kelapangan bukan berarti pekerjaan utamanya dibiarkan. jika ada rapat apakah dengan para pimpinan SKPD atau dengan mitra dari lembaga DPRD misalnya maka akan dilakukan pada pagi hari, demikian juga dalam menerima tamu atau menandatangani surat-surat penting. kerinduannya untuk bertemu dan mendengar langsung serta melihat kehiduapan keseharian masyarakatnya sungguh besar sehingga walau harus makan siang hanya kelapa muda atau jagung bakar dan ubi bakar semuanya dinikmati saja oleh bupati. kadang-kadang yang menjadi sibuk adalah masyarakat itu sendiri, mereka seakan tidak rela kalu pimpinan mereka hanya makan siang makanan lokal milik rakyat apalagi sudah membuang waktu mendatangi mereka ke kebun maupun ladang mereka. kalau sudah berada di desa maka komunikasi dilakukannya dengan berbagai elemen, tak perlu harus di dalam rumah dibawah pohon rindang pun bisa dilakukan. hanya sekedar berdialog tentang apa yang ingin dilakukan pemerintah bagi mereka. pokok pembicaraan tidak jauh dari program 100 hari yang sedang dilakukan. atau program kebun rakyat mandiri pada musim kering serta hutan rakyat mandiri, serta berbagai program yang akan dilakukan pemrintah kedepan. seperti sosialisai tentang penertiban ternak, pelebaran jalan, masalah BBM, masalah listri, masalah kelautan, pertanian maupun peternakan serta potensi lain yang perlu dikelola demi kemajuan sabu raijua. kenapa ini perlu dilakukan dan disampaikan langsung sang bupati kepada masyarakat, karena ini melibatkan partisipasi masyarakat. apalagi pola dan tingakh masyarakat masih benar-benar seperti dikampung dan belum menyadari apa yang seharunya mereka lakukan sebagai masyarakat sebuah kabupaten yang otonom dan bukan lagi masyarakat desa atau kecamatan seperti selaa ini mereka lakoni. "kita tidak mungkin mengetahui apa yang terjadi di desa-desa kalau kita terlalu malas untuk turun kesana, bagaimana kita dekat dengan rakyat dan mendengar mereka secara blak-balkan kalau kita tidak merasakan bagaimana kehudpan mereka yang sebenarnya. tidak mungkin mereka mau bicara kalau kita ngomongnya dalam forum atau rapat. nah dengan cara ini saya ingin agar masyarakat ini benar-benar berpartisipasi dalam setiap aspek pembangunan,saya ingin agar setiap orang sabu harus mampu berpikir jauh melapaui apa yang orang lain pikirkan dan mampu berbuat melampaui apa yang orang lain perbuat"jelas marthen.
walaupun demikian bukan berarti bupati marthen dira tome lupa untuk melakukan loby ke pusat untuk mendapatkan dana bagi pembangunan di kabupaten sabu raijua. sebab dengan APBD yang cukup kecil pemrintah sabu raijua tentu tidak bisa berharap banyak untuk melakukan percepatan pembangunan. untuk itu maka loby-loby tetap dilakukan oleh bupati. keinginannya agar mindset orang sabu harus dirubah dalam menunjang pembangunan memang harus dilakukan dengan cara dan buadaya orang sabu raijua. salah satunya jangan pakai pendekatan kekuasaan tapi memakai pendekatan adat dan budaya masyarakat yang ada supaya apa yang ingin dilakukan pemerintah dan apa yang inginkan masyarakat bisa jalan beriringan. dia juga tidak mau menunda-nunda sebuah pekerjaan yang nisa diselsaikan, ya pasti segera diselasaikan. untuk itu maka bupati dan wakil bupati sudah menyepakati agar salah satu dari mereka harus berada di sabu raijua jika salah salah satu dari mereka bepergian keluar daerah. "para pejabat tidak boleh malas turun kebawah akrena disana ada masyarakat, jangan menunggu di kantor karena kita akan sulit mengetahui apa yang sedang terjadi dimasyarakat, saya berharap agar semua pejabat dan staf yang ada harus rajin turun ke desa untuk mengetahui apa yang terjadi ditengah masyarakat supaya ketika kita mengambil kebijakan tidak sampai melukai kpentingan masyarakat itu sendiri," ujarnya retoris. (bersambung)

Mengikuti jejak awal perjalanan Marthen Dira Tome sebagai Bupati Sabu Raijua (2-habis)

Bupati berlari sambil tersenyum, yang dibelakang terengah-engah.

Mobil masuk lumpur,dan bupati harus turun jalan kaki,atau ada yang sampai terjatuh dalam pematang sawah merupakan kisah tersendiri dalam mengikuti jejak awal perjalanan marthen dira tome sebagai bupati sabu raijua. yang lucu kalau sudah berjalan naik turun lembah bupatinya berlari sambil tersenyum tapi yang mengikutinya dari belakang terangah-engah melawan rasa lelah. apalagi kalau perut sudah minta diisi. mau berhnti malu dari bupati. lucu dan menggelikan.
Joey Rihi Ga, Menia.

Suasana dikantor Bupati Sabu Raijua pada awal minggu senin 7 Februari lalu nampak sunyi. waktu telah menunjukan pukul 12:30 siang, saatnya perut harus segera diisi, namun pintu ruangan bupati Sabu Raijua terbuka dan Bupati keluar dari ruangannya. "Ayo kita ke desa teriwu mau liat lokasi hutan rakyat mandiri untuk kecamatan sabu barat,"ujar Bupati singkat. Terpaksa dengan perut yang melilit harus segera mengkuti bupati. untungnya mobil DH I SR tidak terlalu tabu bagi penumpang lain sehingga bisa nunut dengan bupati. sampai di desa teriwu sudah pukul 14:00 siang. camat sabu barat wempy imanuel riwu dan kepala desa teriwu Jemy radja serta beberapa tokoh masyarakat dan pemilik tanah sudah menanti. bupati langsung diarahkan menuju lokasi yang akan dijadikan hutan rakyat mandiri.dongkolnya, kepala desa teriwu jemy radja seperti sengaja membawa kami berkeliling melewati jalan yang panjang. tidak tahu kalau perut lagi keroncogan. ketika melewati pematang sawah dan harus hati-hati berjalan bupati sabu raijua yang berada paling depan mengumpan rombongan yang lain untuk berlari dipematang. sontak yang lain ikut berlari. camat sabu barat yang berada persis dibelakang bupati seakan tidak mau kalah dan ketika bupati melakukan lompatan, pak camat juga ikut. tapi naas, lompatan pak camat tak selincah lompatan pak bupati. maklum saja pak bupati adalah psilat sementara pak camat bukan. "Bruuuk" pak camat terjatuh dalam sawah dari pematang yang tingginya satu meter lebih. basah kusup. sontak semua tertawa. lucu memang, tapi bisa mengobati rasa lapar yang sudah kian menggerogoti. perjalanan terus berlanjut kira-kira dua kilo jauhnya. tiba ditempat lokasi bupati lalu memberikan arahan dari masyarakat. herannya entah mereka datang dari mana tapi tiba-tiba saja mereka sudah banyak jumlahnya. setelah melakukan dialog singkat serta memperkenalkan jagawana yang akan mengurus hutan tersebut kami akhirnya kembali ke rumah kepala desa. disana ternyata kepala desa sudah siapkan makan sehingga kami bisa mengisi perut sebelum pulang. itu kisah di desa teriwu. lain lagi ketika kami melakukan perjalanan ke desa huwaga kecamatan sabu timur dan desa matei kecamatan sabu tengah pada sabtu 19 maret lalu. di desa huwaga bupati ingn melihat lokasi hutan rakyat mandiri sementara di desa matei ingin melakukan panen perdana ikan bersama masyarakat setempat. jalan menuju desa huwaga ditempuh pada siang bolong dengan kondisi jalan kampung yang sulit. belum lagi harus berjalan kaki cukup jauh untuk sampai pada lokasi hutan rakyat mandiri yang tanahnya sudah dihibahkan masyarakat. sepulang dari dewa huwaga kecamatan sabu timur kami menuju desa matei kecamatan sabu tengah. bupati mau melewati jalan baru yang dirintis masyarakat lewat program PNPM todak lagi melewati jalan aspal. samapi ditengah perjalanan kondisi jalan benr-benar memprihatinkan. mobil DH I SR masuk lumpur. bupati harus turun jalan kaki dan rombongan yang lain harus mendorong mobil keluar dari lumpur. "beginialah enaknya kalau kita turun ke desa, bisa tau kondisi sebenarnya. ini juga mengajrkan kita untuk dorong mobil,"ujar bupati sambil terkekeh.
setiba di desa matei ternyata tambah ikan milik masyarakat ada dilmabh yang curam sehingga kembali harus jalan kaki. naik turun lembah karena mobil tidak bisa turun. ada masyarakat yang menawarkan jasa ojek bagi pak bupati tapi bupati tidak mau menghukum rombongan yang lain berjalan kaki, sehingga bupati juga ikut berjalan kaki dengan rombongan yang lain. benar-benar melelahkan. bupati bahkan sampai harus duduk ketika tiba ditambak masyarakat. "capak juga," ujar bupati tersenyum. belum lima menit bupati diajak masyarakat untuk melihat tambak mereka serta memantau tiga titik mata air yang ada disekirt laoksi tersebut yang katanya tidak pernah kering walaupun musim kemarau cukup mengganas. selepas memantau mata air rombongan kembali ketmbak ikan yang sudah dikeringkan. bupati lalu didaulat untuk menangkap ikan milik masyarakat. ikannya besar dan gemuk. usai panen ikan, rupanya masyarakat sudah menyiapkan kepala muda dan ikan bakar hasil tambak mereka. kami makan dikebun. seperti lagu pesta di kobong begitulah kira-kira suasananya. sebelum kami beranjak, bupati melakukan dialog dengan masyarakat yang sudah berjubel datang ingin melihat secara dekat bupati mereka. kerinduan mereka untuk bertemu muka dengan muka cukup tersirat dari wajah-wajah mereka. lugu dan kampung. bupati membri mereka semangat dengan mencontohkan hasil panen dari tambak ikan yang ada. bupati juga menyampaikan berbagai program yang akan dilakukan dimana partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan. hari telah berajak senja dan kami harus kembali. dua tulisan ini hanya ingin menggambarkan bagaimana keseharian bupati sabu raijua. semoga menjadi hikmah untuk pejabat kita untuk tidak sekedar memrintah dari belakang meja tapi perlu turun dan mendengarkan secara langsung apa yang terjadi ditengah masyarakat.**
SUSI AIR : Pesawat Susi Air di Bandara Terdamu Seba, Sabu Raijua

Membuka isolasi ke Sabu Raijua lewat transportasi udara dan laut (1)

Bangga melihat NBA dan Susi air menghias angkasa Sabu Raijua.

Satu satunya pesawat terbang yang menghiasi angkasa pulau sabu seminggu sekali,  hanya pesawat Merpati jenis Cassa,sebelum Sabu menjadi wilayah otonom. Namun seiring Sabu-Raijua  mulai menggeliat dalam pembangunan dan aktifitas pemerintahannya, merpati tak datang lagi, dan telah berganti rupa dalam Nusantara Buana Airlines (NBA). Tidak cukup dengan pesawat bersubsidi ada lagi pesawat reguler bernama Susi Air yang merambah angkasa Sabu.walaupun harga tiketnya sedikit mencekik namun telah menolong orang Sabu dengan penerbangan tiap hari. Mau ke Sabu sekarang??? asal ada uang bisa setiap hari !!!
JOEY RIHI GA,Menia.

Bagi orang Sabu, uang adalah masalah yang kesekian jika sudah berniat ingin ke Kupang. Entah itu karena kedukaan atau karena sakit, maka berapapun harga tiket pesawatnya mereka pasti bisa membeli. Mereka sudah banyak makan asam garam soal transportasi dari dan menuju Sabu. Mulai dari perahu layar yang memakan waktu cuckup lama di lautan hingga kapal motor yang hanya menghabiskan waktu semalam dalam perjalan. Kini walalupun ada layanan kapal Fery, tapi pesawat terbang tetap menjadi kebutuhan bagi mereka yang punya kepentingan cepat atau hanya sekedar merasakan bagaimana terbang bersama burung besi bernama pesawat. Bangga adalah perasaan yang terlihat ketika hendak berangkat atau datang dengan pesawat. Dulu pesawat hanya milik para pejabat dan orang kaya di Sabu. Hanya mereka yang bisa terbang diatas udara pulau Sabu. Namun saat ini, era itu telah berlalu. Tukang iris tuak atau petani rumput lautpun, asal punya uang untuk beli tiket, maka sudah bisa merasakan naik pesawat. Ini memang suatu langkah maju dalam bidang transportasi bagi pulau seukuran Sabu. Bagaimana tidak sekarang penerbangan ke Kabupaten yang baru berusia 14 bulan ini sudah setiap hari dilayani pesawat reguler bernama Susi air. Pesawat bersubsisdi yang diberikan Pemerintah pusat yakni NBA tidak cukup mengakomodir kepentingan orang Sabu dalam hal transportasi udara.Bahkan kalau ada lagi pesawat reguler, seperti transnusa atau merpati yang melirik potensi pasar di Sabu Raijua tentu saja orang Sabu akan semakin senang. Memang kehadiaran pesawat yang sudah lancar adalah salah satu solusi dalam membuka isolasi kepulau Sabu dan sebaliknya. maklum jika cuaca tak bersahabat maka para nahkoda kapal akan merasa gemetar melintasi laut Sabu yang terkanal sebagai laut terdalam di NTT. Kalau tiket pesawat terbangnya sulit didapat pada pesawat reguler karena memang penumpangnya yang antri cukup banyak, maka saat ini sudah ada penerbangan susi air, yang memberi solusi walapun dengan tiket yang lumayan mahal. Kalau ada yang bilang bahwa tiket pesawat bersubsidi NBA hanya dimonopoli para pejabat, orang Sabu tak mau mengeluh. Sebab keluhan mereka hanya menjadi nyanyian angin yang nyaris tak terdengar. Maklum di Sabu orang berduit dan orang berpangkat masih memiliki kuasa dan dianggap lebih dari yang lain. Belum lagi, ada yang memang sengaja menunjukkan kalau mereka punya kuasa dan punya uang. Padahal Pemerintah Pusat berniat memberi subsidi karena mengingat masyarakatnya yang masih hidup dibawah garis kesejahteraan, maka siapa yang paling banyak menumpang NBA itu tandanya dia juga rakyat yang hidup di bawah garis kesejahteraan. Atau bisa juga dengan sengaja mencuri kesempatan yang seharusnya milik masyarakat.Jika ini yang terjadi lantas siapa yang pantas disalahkan? apakah Agennya atau para pejabat yang mondar-mandir menggunakan pesawat bersubsidi? keduanya sama sama punya kepentingan. agen butuh uang para pejabat butuh tiket.maka terjadilah simibosis mutualisme yang menghimpit dan mematikan rakyat kecil. "setiap ada penerbangan NBA pasti ada pejabat yang terbang kalau kita rakyat kecil maka susah mencari tiket. bahkan agen akan beralasan bahwa sudah full hingga sebulan. seakan akan pesawat itu adalah milik nenek moyangnya yang dia atur seenak perutnya tanpa berpikir bahwa pesawat bersubsisdi itu adalah untuk masyarakat kecil. kalau pejabat ya, mereka bisa pake pesawat reguler,"Ujar salah satu tokoh masyarakat di seba yang tak mau namanya dikorankan.
Bagi orang Sabu, sudah bersyukur kalau sekarang sudah ada dua penerbangan yang melayani rute Sabu tanpa berpikir ada monopoli atau permainan. mereka tetap bangga dan memberikan apresiasi kepada penerbangan yang sudah berkenan membuka tabir isolasi transportasi yang telah berkarat sekian lama. Kalau ada penerbangan lain lagi yang ingin merambah Sabu maka mari bersaing dalam keadalian dan kejujuran demi majunya Sabu Raijua.(bersambung)




BERLABUH: KM AWU saat berlabuh di pelabuhan Biu Sabu Timur


Membuka isolasi ke Sabu Raijua lewat transportasi udara dan laut (2-habis)

Saat fery diterpa gelombang, kapal Awu siap menantang badai

Tangi Loni Wila ngade lay kowa Lodo Ratu Djo, adalah sepenggal syair kesediahan dalam lagu sakral yang diharamkan untuk dinyanyikan oleh orang Sabu. Lagu tersebut berkisah tentang tangisan seorang wanita Sabu yang bersedih hati tak kala ketinggalan perahu layar yang hendak pergi ke tanah seberang. Rupanya syair dalam lagu itu tidak lagi terjadi sekarang sebab orang Sabu tidak lagi sulit untuk menyeberang kemanapun dari pulaunya yang gersang. Sudah ada ferry,ada KM Awu dan ada juga pelayaran perintis. inikah pertanda sebuah daerah mengalami kemajuan? jika demikian maka harapan leluhur bahwa Sabu adalah pulau idaman apakah akan terwujud dalam bingkai transportasi yang kian lancar????
JOEY RIHI GA,MENIA

Transportasi menuju Sabu Raijua, saat ini sudah demikian lancar, sekalipun kadang jadwal pelayaran kapal fery sering terkendala cuaca, namun seiring dengan masuknya armada pelni yakni KM Awu maka badai yang menjadi halangan bisa dilewati.dengan daya angkut yang cukup memadai maka jangan heran kalau penumpang Sabu begitu berjubel dengan KM Awu ketika ferry tidak beroperasi.Herannya setiap layanan transportasi mulai dari pesawat terbang hingga kapal laut penumpang sabu selalu full.
Bagi penumpang yang membawa barang bawaan yang cukup banyak atau membawa kendaran roda dua, atau roda empat maka mereka lebih memilih naik kapal penyeberangan ferry dibanding naik kapal Awu. Walau demikian, bukan tidak ada penumpang yang juga menggunakan KM awu.Dulu sebelum ada Awu maka sekalipun hujan badai datang, kalau ferry tetap beroperasi maka orang Sabu tetap akan berangkat. Tapi sekarang mereka sedikit lebih punya alternatif, karena selain ferry sudah ada Awu dan pesawat setiap hari. Memang layanan rute Sabu sangat berpengaruh dengan kondisi cuaca sehingga jika angin kencang atau gelombang tinggi maka tentu rute sabu akan dibatalkan apalagi dengan kondisi sekarang yang mana cuacanya tidak menentu.Niat orang Sabu Raijua untuk mandiri dan terpisah dari Kabupaten Kupang, adalah untuk menikmati layanan yang seharusnya mereka rasakan, sebab dengan menjadi Kabupaten otonom tentu perhatian dari Pemerintah dalam berbagai aspek akan mengarah kesana. Coba saja Sabu masih sebatas kecamatan yang berada dibawah kekuasaan Kabupaten Kupang, mana mungkin ada ada dua penerbangan sekaligus yang masuk ke pulau yang terpencil itu. Bahkan pesawat sudah ada yang terbang tiap hari. Demikian juga dengan pelayaran mana mungkin ada kapal bertonase besar seperti Awu yang akan menyinggahinya. Bahkan untuk melihat dari dekat Sabu Raijua maka menteri perhubungan Fredy Numberi, sempat melakukan kunjungan singkat bersama Gubernur NTT beberapa lalu. Untuk memajukan sebuah wilayah maka hal yang cukup berpengaruh adalah layanan transportasi yang lancar dan memadai sehingga memudahkan akses bagi orang yang ingin berusaha atau mananam investasi di sabu raijua. bagi orang yang sudah terbiasa berlayar dengan kapal ferry milik ASDP gelombang dan angin kencang mungkin sudah bersahabat tapi bagi yang tidak terbiasa tentu itu sebuah perjalanan yang cukup melelahkan dan membosankan. Sebab selain karena kapalnya tidak terlalu kondusif untuk melayari lautan luas kalau tidak disebut samudra penumpang didalamnya cukup berjubel sehingga tidak memberi rasa nyaman bagi penumpangnya. Namun ditengah pergumulan tersebut Pemerintah Pusat lewat Pemerintah Provinsi dan Pemkab Sabu Raijua akhirnya berhasil membawa sebuah kapal besar untuk menyinggahi pelabuhan biu di Kecamatan sabu Timur. Tinggal sekarang bagaimana masyarakat mempergunakan layanan transportasi tersebut untuk membangun pulau yang dicintainya. Jangan sampai dengan transportasi yang demikian mudah dan lancar malah membuat orang-orang Sabu lebih mudah untuk meninggalkan pulaunya untuk merantau ke negeri orang. Sebab orang Sabu memang dikenal sebagai suku pengembara sejak jaman dulu dan ketika mereka menemukan tempat yang lebih baik maka dengan cepat melupakan pulaunya. Nah kalau itu yang terjadi jangan heran jika nanti yang membangun pulau Sabu ternyata adalah orang dari luar dan bukan anak sukunya sendiri hanya karena mereka terlampau dimanjakan oleh transportasi yang kian mudah. Semoga ini tidak terjadi, sebab kalau ini sampai kejadian maka tentu akan ada lagi syair lagu kesedihan dalam bentuk lain yang meminta orang Sabu untuk kembali membangun pulaunya seperti syair lagu, bole ballo rai di, rai due nga donahu(jangan pernah melupakan bumi kita bumi lontar dan nira). semoga!!!(habis)








+Keterbatasan para siswa dan masyarakat pulau terluar dalam mengakses informasi+

*Membuka jendela dunia dari pulau raijua,mungkinkah ?*

Internet atau dunia maya yang saat ini sudah menjadi kebutuhan setiap orang, mulai dari siswa hingga orang kerja. Namun kisah tentang internet, hanyalah dongeng belaka bagi mereka yang ditakdirkan hidup dipulau terluar diwilayah NKRI.  Jauh dari sarana komunikasi membuat mereka hidup seperti katak dalam tempurung. Begitu juga dengan kondisi di Pulau Raijua Kabupaten Sabu Raijua. Mampukah mereka membuka jendela dunia dan meneropong bebas lewat dunia maya???
Joey Rihi Ga,Menia

Entah harus menyebutnya pulau terluar  atau pulau terdepan dari indonesia, tapi memang kenyataannya mereka berhadapan langsung dengan samudra Hindia, tidak ada pulau lagi didepannya. Begitu jauhnya mereka dari sumbu pemerintahan serta Ibukota membuat masyarakat dipulau Raijua seakan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu. Mulai dari perubahan pembangunan secara fisik maupun pembangunan sumberdaya manusia yang ada disana. Mereka akhirnya harus hidup dan tetap hidup hanya untuk menghabiskan sisa waktu yang diberi yang kuasa. Ada hal yang menarik yang dilontarkan oleh Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome, saat mengunjungi pulau raijua pada pertengahan april silam. Dia mengatakan bahwa orang Raijua tidak boleh ketinggalan dengan orang yang ada di tempat lain dalam hal informasi walaupun sebenarnya semua serba terbatas.
Pemerintah katanya, akan membuka pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) di Raijua dimana ditempat tersebut akan disediakan berbagai macam buku yang bermanfaat baik bagi para siswa, guru, serta masyarakat. Yang menggelitik adalah di PKBM tersebut juga akan disiapkan beberapa unit komputer yang dilengkapi dengan modem internet sehingga masyarakat bisa mengakses informasi lewat internet. "Dulu kita sudah rintis bagaimana masyarakat mengenal dan mengoperasikan komputer di raijua bersama Pak Rafael Huru Ludji. Nah untuk selanjutnya kita akan bangun PKBM yang akan dilengkapi dengan komputer untuk bisa akses internet. Saya ingin dari pulau yang kecil ini kita membuka jendela dunia. dari sini kita akan meneropong dunia lewat internet,"Tegas Bupati waktu itu. Sebuah ide yang luar biasa, karena bagi masyarakat disana terutama para siswa atau guru dan PNS, mereka hanya tahu kalau internet itu hanya bisa mereka temukan di kota, tidak dikampung atau pelosok seperti Raijua. Tapi dengan lajunya perkembangan teknologi saat ini bisa mematahkan pemikiran mereka bahwa internet tidak hanya ada di kota, tapi bisa dimana saja sejauh ada sinyal dari perusahaan telekomunikasi selular. memang di Raijua mereka sudah bisa SMS atau telpon lewat jasa perusahaan telekomunikasi selular, namun mereka hanya bisa mencuri sinyal dari tower atau BTS yang ada dipulau Sabu. Di Raijua sendiri belum ada BTS. Lalu bagaimana dipulau Raijua bisa mengakses internet, itu bukan hal yang gampang. Karena pertama harus ada lebih dulu ada perusahaan telekomunikasi selular yang mendirikan tower atau BTSnya disana. Sehingga dengan kekuatan sinyal yang bagus maka akses internet juga akan semakin baik. Nah tentu ini juga menjadi tantangan bagi perusahaan telekomunikasi selular dalam pelayanannya menjangkau seluruh wilayah indonesia lewat jaringan komukasi selular sesuai dengan keinginan mereka. Untuk diketahui saja bahwa dipulau Sabu ada dua perusahaan telekomunikasi selular yang sudah mendirikan towernya diempat kecamatan, tapi untuk mengakses internet sulitnya setengah mati. Entah karena apa, masyarakat tidak tahu. Hanya satu kecamatan yakni Kecamatan Sabu timur yang akses internetnya berjalan lancar, kecamatan lainnya "tulalit" kalau mau akses internet, ini PR bagi perusahaan telekomunikasi selular di Sabu. Soal pengguna selular jangan tanya jumlahnya, sudah ribuan yang punya HP. lalu apakah keinginan masyarakat di Raijua serta keinginan Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome untuk membuka jendela dunia dari Raijua bisa dilakukan??  Inilah pertanyaan besar yang harus dijawab.  Bagaimana Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua membangun bekerjasama dengan pihak penyedia layanan komunikasi selular agar bisa merambah ke pulau Raijua pulau yang menjadi tempat terdamparnya imigran asing yang hendak ke Australia. Dalam hal ini tentu saja bukan hanya di Raijua yang perlu ditingkatkan layanan komukasinya, tapi juga dibeberapa kecamatan dipulau Sabu, karena tidak dapat dipungkiri bahwa dunia internet atau dunia maya telah menghipnotis masyarakat hingga ke pelosok-pelosok. Buktinya lewat jejaring sosial seumpama Facebook atau Yahoo Mesangger, orang dari kampung sudah bisa berinteraksi dengan orang diluar wilayah mereka bahkan keluar negeri hanya dengan bermodal HP atau modem internet. Nah kalau ini sudah bisa terjadi di Kabupaten Sabu Raijua maka mereka bukan lagi masyarakat yang tertinggal dalam hal informasi. Dengan demikian, maka mimpi dan harapan mereka, untuk sejajar dengan daerah lain dalam hal mengakses informasi secara cepat bisa terwujud. kita akhirnya kembali bertanya, membuka jendela dunia dari pulau raijua mungkinkah??.


 SUNSET: salah satu sudut pantai pada saat senja di Pulau Raijua

Mengenal potensi wisata Sabu Raijua setelah menjadi Kabupaten mandiri.(1)

Berselancar ditanjung Raijua,menikmati sunset dari pantai Wuihebo.

Keindahan dan pesona sabu raijua sebagai pulau kecil yang jauh dari pandangan para wisatawan dan para penikmat budaya dan wisata membuat daerah ini tak tersohor seperti wilayah lain di bumi flobamora. padahal ada segudang potensi yang bisa mendulang rupiah dari bidang pariwisata. jarak yang jauh dan minimnya sarana pariwisata menjadi kendala selama ini. tapi selepas menjadi kabupaten otonom bagaimana geliat wisata di pulau penuh mistis ini???
Joey Rihi Ga,Menia

Yang dikenal oleh orang lain tentang Sabu dan Raijua adalah dua pulau kecil yang terletak ditengah pulau timor sumba dan rote.mereka tidak tahu, pulau tersebut memiliki pesona yang menawan hati, mulai dari tariannya yang indah dan sarat makna, budaya dan adat istiadatnya serta situs sejarahnya yang bernilai jual tinggi, alamnya yang indah serta kekayaan fauna dalam birunya laut sabu. bagi wisatawan yang seang berselancar jangan bilang anda peselancar hebat kalau belum pernah menikmati gulungan ombak yang menawan dibagaian selatan pulau raijua. ada sepuluh hingga limabelas kali gelombang yang berikutan disana yang akan membuat anda gila dalam berselancar. dibeberapa titik di pulau sabu juga ada ombak yang cukup baik untuk berselancar. katakan saja di wuihebo sabu barat, di gella nalalu mehara serta lie geta sabu timur. bagi beberapa bule yang pernah berselancar disana mereka selalu memberikan kesan puas dan ingin kembali lagi. namun bagi mereka kesulitan transportasi dan akomodasi wisata yang layak menjadi semacam hantu yang menakutkan mereka untuk kembali mencobanya lagi. itu baru potensi berselancar. anda harus tahu bahwa di sabu raijua memiliki kalender adat yang penuh dengan kegaitan adat budaya yang padat. tentu sambil berselancar bisa menikmati kegaiatan adat di sabu raijua. di raijua misalnya. pulau kecil yang berselat cukup menggetarkan bagi nelayan ini akan menjamin dahaga para wisatawan akan berbagai kegaiatan adat seperti Hidu badda maja ( tangkat hewan maja,red), pehere jara maja, ( pacuan kuda ), nuni kowa maja ( menurunkan perahu maja ke laut,red) dan perayaan adat lainnya,yang membuat bulu kuduk berdiri. pulau yang katanya sebagai tempat asal mahapatih gajah mada ini memang masih asli dalam berbagai aspek kehidupannya. semua kegaiatan dan alur kehidupan masih berjalan dalam aturan dan ritual adat sehingga kehidupan buadayanya amat mempesona bagi para wisatawan. kalau berselancar di gella nalalu anda akan disuguhi oleh pesona alam yang indah serta peninggalan dan situs sejarah yang juga mempesona. ada perahu leluhur yang telah membatu dengan tiang layar yang telah patah. di lie geta juga demikian. alam yang indah dengan hamparan pasir putih yang bersih dengqn cadar yang diukir alam dengan indahnya. bisa melihat penyu bertelur dan bisa menikmati barisan ikan paus kala mereka bermigrasi melewati laut sabu. itu suguhan yang tidak menarik bagi orang sabu karena memang mereka sudah hisup sehari-hari dengan keadaan tersebut. tapi tentu bukan demikian bagi penikmat wisata. moment indah dan alam indah belum tentu mereka temui ama seperti di sabu raijua. kalau anda sudah lelah jangan lewatkan ndahnya sunset dari berbagai sudut psantai yang mengitari pulau sabu. tenggelamnya matahari disana terasa begitu lain dengan lukisan-lukisan langit yang mempesona. tak kalah dari bali. kalau kehadiaran sunrise ditemani suara kicau burung nan merdu, maka kepergian sunset atau kala matahari berjalan ke peraduannya akan diselingi suara burung hantu. indah tapi penuh misteri. cita-cita bupati sabu raijua marthen dira tome menjadkan sabu sebagai kota para dewa tentu terlahir dari pengalamannya dinegeri orang lalu kemudian membandingkannya dengan pulaunya sendiri. dan kenyataannya seperti itu. kota para dewa. kehiduapan orang sabu asli yang manganut kepercayaan jingitiu meyakini bahwa segala aspek lehidupan orang sabu dilindungi oleh para dewa sesuai perannya masing-masing.ini baru beberapa hal soal keindahan alam dan potensi wisata yang dihidangkan bagi anda. lalu bagimana anda menyatu dalam berbagai tarian adat serta menyelimuti diri dengan berbagai kait adat yang bersimbol khidupan orang sabu?? mari berwisata ke sabu raijua (bersambung)

SAMBUT TAMU: beginilah para pemangku adat menyambut tamu

Mengenal potensi wisata Sabu Raijua setelah menjadi Kabupaten mandiri.(2)

Menyatu dalam tarian sakral berselimutkan kain para dewa.

tarian boleh sama namanya pedo,a tapi hantakan kaki dan syair serta lagunya bisa menunjukan dari sabu raijua mana mereka berasal. dari barat, timur, liae,mehara atau raijua. begitu juga dengan kain dan selimut yang menyatu di tubuhnya. bisa diketahui darimana dia berasal. semuanya bisa dikenali di sabu raijua. dalam menjalani kehidupannya, mereka yakin berada dalam proteksi para dewa.
Joey Rihi Ga,Menia.

Dalam kehidupan orang sabu raijua tidak pernah lepas dari upacara atau ritual adat baik itu ritual yang sederhana hingga ritual adat yang sangat sakral.  Ritual yang dilakukan dalam kehidupan orang sabu adalah sebuah lambing penghormatan bagi para dewa yang mereka yakini telah melindungi dan memilihara kehidsupan mereka selama didunia. Para dewa dalam kepercayaan jingitiu terdapat banyak dewa yang memilki tiugas masing-masing dalam menjaga dan melindungi manusia. Para dewa ada yang memberi kemakmuran ada juga yang mendatangkan bencana. Jangan heran jika anda tiba diraijua anda akan melihat begitu banyak tempat temnpat pemujaan yang disiapkan oleh masayarakat adat untuk melakukan ritual dan sesembahan bagi para dewa yang mereka tempatkan di atas atas batu atau di bawah pohon bahkan di dalam rumah adat atau tempat tinggal mereka. Masing-masing dewa memiliki namanya sendiri-sendiri sesuai dengan tugas dan perannya menjaga manusia. Ada dewa angin, dewa laut dewa hujan, dewa pertaznian, dewa kemakmuran. Dari semua dewa yang disembah orang raijua dewa yang paling tinggi kedudukannya adalah dewa dengan sebutan Deo Ama dewa ini yang yang diyakini sebagai dewa pencipta dan pemelihara kehidupan manusia serta memiliki kedudukan di atas dewa dewa yang lain. Nama para dewa ini hanya diketaui oleh para tua adat karna dianggap keramat. Percaya atu tidak jika menyebut nama salah satu dewa misalnya dewa hujan dengan kata kata keramat maka hujan pasti terjadi atau hujan bisa berhenti. 
Persembahan bagi paradewa juga dilakukan sesuai dengan kalender adat sehingga setiap ritual yang akan dilakukan harus berpedoman pada kalender adat. Begitu juga dengan setiap kegiatan masyarakat seperti menanam atau melaut dan sebagainya semaunya diatur. dari situlah maka muncullah tarian-tarian adat yang sakral seperti ledo hawu yang hanya ditarikan pada saat tao leo atau penyucian arwah serta penyambutan para pahlawan. tarian pedoa yang melambangkan persatuan dan jiwa gotong-royong. syair lagu atau hoda, tangisan pilu dalam tuturan kata untuk silsilah kala orang meninggal.begitu pula dengan kekyaan dan keunikan kain tenunan di sabu raijua. setiap motif dalam kain adat memiliki kisah sendiri-sendiri. tidak semua orang bisa memakai motif tertentu pada upacara sakral karena kain yang dikenakannya mencerminkan strata serta darimana dia berasal. mereka juga percaya bahwa kain yang dikenakannya akan menjaga keselamatan mereka, membawa keberuntunan serta menghidari mereka dari bencana yang mengncam. tidak heran kalau banyak penleiti dari luar negeri datang secara khusus untuk meneliti tenunan sabu, mereka bahkan telah membawa kain tenunan sabu mendunia. kini dalam dunia moderen dengan tuntutan ekonomi maka kain sabu harus bisa berdiri tegak pada keasliannya sambil tidak kaku dan bisa mencair dalam modifikasi yang bernilai jual tinggi. hal ini memang telah dirasakan bupati sabu raijua sehingga dirinya mengingatkan bahwa saat ini tengah maraknya jiplak menjiplak berbagai motif daerah oleh orang luar. hal ini tentu sebuah pelanggaran atau dikategorikan sebagai kejahatan dalam dunia budaya dan dunia ekonomi yang akan merugikan masyarakat dan daerah. "untuk itu maka kedepan mari kita bersama sama berpikir agar hak cipta motif daerah sabu apakah hak ekonomi atau hak moral harus dilindungi dan dikemas dengan aturan yang lebih nyaman,"ujar Marthen kala melantik ketua dekranasda dan ketua PKK sabu raijua. selain budaya dan adat istiadat yang masih kental keaslannya serta indahnya alam yang mempesona ada banyak potensi lain yang bisa dikemas bagi kehidupan pariwisata di sabu raijua. Percaya atau tidak, segala macam kegiatan yang berlangsung di sabu raijua selalu dalam aturan adat yang berlaku. bak perawan wisata yang belum tersentuh itulah sabu raijua raijua kabupaten kecil ditengah sumba, timor dan rote. penuh pesona dan mistis yang kadang sulit diterima logika tapi tetap memiliki daya tarik yang luar biasa. Tidak percaya?? mari berwisata ke sabu raijua.**
 TRADISIONAL : Para petani di Sabu masih membajak sawah menggunakan tenaga kerbau,, jauh dari sentuhan teknologi.

Mengintip kehidupan petani menghadapi anomali cuaca di Sabu Raijua.(1)

Mayang lontar menjadi kering, garampun ikut mencair

Tahun 2009 dan 2010 menjadi tahun yang cukup sulit bagi warga Sabu. Entah itu sebuah ujian atau memang kehendak alam. Orang Sabu tak mampu memberikan jawaban pasti. Yang jelas musim tanam kemarin telah mengantar mereka ke pintu gagal panen bahkan gagal tanam, dan tahun ini kembali anomai atau penyimpangan cuaca membuat mereka semakin terpuruk dalam penderitaan. Kenapa? karena musim iris tuak tiba-tiba turun hujan. Dampaknya, mayang lontar menjadi kering dan garam masyarakat turut mencair.....
JOEY RIHI GA,Menia

Berawal dari bocornya pipa minyak Montara milik Australia merupakan awal kisah sedih bagi masyarakat Sabu Raijua. Mereka harus mengurut dada lantaran budidaya rumput laut yang telah membawa mereka ke alam rupiah yang melimpah ternyata harus lebur dan hancur dalam sekejab. Tangan mereka belum sempat terpuaskan memegang lembaran rupiah hasil rumput laut yang menjalar di setiap pesisir pantai sabu raijua. Kisah itu berakhir dalam penantian panjang. Namun ketika musim hujan mulai memberi tanda kehidupan di bumi, dan saat mereka telah bersiap dengan lahan yang telah dicangkul dengan sebuah harapan ternyata itupun menjadi mimpi buruk. sebab air dari langit yang disebut hujan itu terlampau sedikit turun di bumi orang sabu raijua. dampaknya tentu semua sudah tahu. para petani mengalami gagal panen bahkan gagal tanam. hidup mereka seakan berakhir disitu bila bantuan beras miskin (Raskin) tak segera menyapa kehidupan bagi orang sabu. ya.. memang benar mereka tiba-tiba menjadi sangat miskin oleh alam yang mulai menampakkan perubahan. namun suku yang dikenal ulet dan memiliki daya tarung yang luar biasa ini tidak mau menyerah. mereka masih memiliki pohon tuak.pohon ajaib dan pohon kehidupan bagi orang sabu. ajaib karena pohon tuak akan mengeluarkan mayang-mayangnya untuk diiris ketika musim panas telah tiba antara bulan april hingga bulan november. namun lagi-lagi kesusahan belum puas menyiksa rakyat dipulau nan gersang itu. karena musim hujan yang datang terlambat dan tak tentu ternyata telah memberi dampak yang luar biasa pada siklus produksi pohon lontar. jika dulu mayang lontar telah keluar pada bulan mei maka tahun ini datang terlambat hingga bulan juli agustus. apesnya saat orang sabu mulai memperbaiki toba due (tempat injakan pada pohon lontar),memakai lengkap peralatan iris dengan ikat pinggang lebar dari pelepah lontar dengan pisau iris di pingggang  serta mereka sudah bersiap dengan periuk untuk memasak gula tiba-tiba musum berubah. pada bulan yang tidak seharusnya datang hujan bumi raiwau harus basah oleh air hujan yang tak diharap. lantas apa masalahnya? bagi pohon lontar jika sudah diiris maka tidak boleh terkena hujan sebab bila itu terjadi maka mayang yang diris akan menjadi kering dan ogah mengeluarkan air nira buat orang sabu. maka Demikian habislah kehidupan mereka. pohon lontar yang mnghasilkan nira untuk dimasak menjadi gula harus kering dan kalaupun masih ada pohon tuak yang bisa diiris maka sudah pasti produksi niranya akan berkurang. musim panas yang penuh perjuangan. lalu apakah hanya pohon tuak yang terkena dampak dari penyimpangan atau anomali cuaca? tidak! orang sabu yang biasanya m3engolah garam lewat pengeringan sinar mataharipun ikut terkena dampak. garam mereka harus rusak, lantaran terkena hujan maka mencair dan meleleh. belum cukup juga disitu para petani tembakau atau petani sayur mayur dimusim kering harus berjibaku dengan ulat daun yang datang karena musim hujan yang datang itu. sehingga orang mulai bertanya hujan itu berkat atau malapetaka? berkat kalau datang pada saat yang tepat dan pada musimnya namun akan berubah menjadi petaka jika datang tidak pada waktu dan musimnya. lantas siapa yang mau disalahkan? apakah alam ??? orang sabu tidak bisa menjawab, mulut mereka terkatup. hanya doa yang mereka panjatkan agar kesulitan dan penderitaan yang bertubi-tubi datang bisa menguatkan mereka. tidak cuma itu mereka juga berharap pemerintah tidak berpangku tangan dikala mereka bersusah sedih lalu ada yang tertawa dalam kegirangan tega menghambur-hamburkan uang mereka yang di sebut rakyat sabu raijua .(bersambung)

Mengintip kehidupan petani menghadapi anomali cuaca di sabu Raijua.(2)

Jangan biarkan damai itu pergi...

Banyak yang tak suka berdiam dinegeri yang terpencil itu. disana hanya ada gersang yang menemani disepanjang tahun kehidupan pulau terluar di wilayah NKRI ini. tapi disana ada damai yang senantiasa bersemi dan bersenandung sepanjang hayat rakyatnya.  dalam sejarah yang pernah dilewati belum pernah orang sabu berteriak lapar yang benar benar lapar. kalau kekurangan mungkin pernah. tapi kini kedamaian itu akankah segera berlalu jika wakil Tuhan di Bumi ini yang disebut pemerintah tidak memperhatikan rakyatnya. dikala sabu telah menjadi otonom apakah ini ujian bagi pemerintahnya dalam mengatisipasi berbagai kerawanan di kabupaten terbungsu yang baru telahir itu? Tuhan.. jangan biarkan damai itu pergi!!!
JOEY RIHI GA,Menia.

Salah satu pemicu terjadinya kerawanan sosial dalam masyarakat adalah faktor kesenjangan ekonomi dan kehidupan yang serba sulit. banyak orang yang stres dan pusing tujuh keliling jika didapur tidak lagi asap mengepul dan perut melilit tak tersisi. maka pelariannya akan mengarah kepada hal hal yang negatif. nah, apakah kondisi ini akan terjadi di sabu raijua saat mereka telah membuka gerbang pemilukada? semua tentu tak berharap demikian. toh sekalipun sulit orang sabu masih bisa terbang kemanpun dengan pesawat yang telah melayni pulaunya setiap hari. mereka masih bisa berlayar dengan kapal ferry dan menimati enaknya berkelana dengan kapal raksasa bernama awu. itu semua usaha pemerintah dan semua elemn yang ada. namun dibalik keberhasilan itu apakah pemerintah kabupaten sabu raijua juga tanggap menghadapi anomali cuaca yang melanda seluruh wilayah bumi fobamora termasuk sabu di dalamnya? sebagai penjabat bupati yang diberi tanggunjawab pada masa transisi di sabu raijua Thobias Uly telah menyrukan bahkan memberi intruski kepada semua SKPD yang ada di sabu raijua untuk tanggap terhadap kenyataan yang sekarang terjadi. seruan itu tentu saja diharapkan tidak saja menjadi naynyian penghibur duka dalam sedih atau sekedar nyanyian sumbang yang akan segera lenyap oleh kencangnya angin timur yang belum berhenti berhembus. dalam seruannya sebagai penjabat bupati tentu saja Thobias uly mengharapkan agar SKPD yang ada dibawah komandonya mampu menerjemahkan setiap program yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini. misalnya saja bagaimana dinas pertanian,peternakan, kelautan dan kehutanan sabu raijua kembali memperhatikan para petani rumput laut dengan bantuan yang ada karena saat ini badai pencemaran muali berangsur hilang dan rumput laut kembali menjalar di setiap pesisir laut sabu raijua. sebagai dinas yang memiliki peran penting tentu harus benar benar memperhatiakn kehidupan petaninya yang telah sekarat akibat berbagai hantaman badai gagal panen, pencemaran laut hingga anomali cuaca yang berpengaruh pada produksi niar yang berkurang serta tanaman petani hulkukultura yang diserang ulat daun. ataupun garam masyarakat yang harus mencair akibat hujan yang tak diharap. sudah saatnya pula ketika pemerintah telah berthakta di bumi rai hawu harus memikirkan potensi kelautan yang begitu luar mengelilingi pulau nan kecil ini. tidak saja sebatas pada rumput laut tapi bagimana malkukan terobosan dengan alat penagkap ikan yang moderen yang tak terjangkau oleh ekonomi masyarakatnya. biarlah dengan dana yang tidak tebal bisa dipergunakan secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakatnya. sehingga pola kehidupan amphibi bisa diterapkan dalam menghadapi musim yang tak menentu ini.
demikian juga dengan SKPD lainnya bagaimana dinas perindustian mengajarkan masyarat untuk mengembangkan industi kecil dan menengah sebagai alternatif penopang kehidupan ekonomi. seperti mengoptimalkan potensi lokal yang menjadi identitas sebuah wilayah seperti menenun kain adat, membuat gerbah atau aksesoris lainnya dari tanah liat atau menganyam tikatr pandan yang layak dijual ke kular pulau sabu dan kini mulai punah sebagai pemicu semangat masyarakat dalam berkarya dan bekerja memnuhi hidupnya.
ini hanyalah beberapa contoh bagimana pemerintah berperan mengusir segala penderitaan yang dialami masyarakat sabu raijua yang diakibatkan oleh berbagai faktor. jika ini benar benar dilakukan dengan hati maka mustahil damai yang bersemayam di bumi sabu raijua akan pergi meninggalkan rakyatnya. ini tentu tidak gampang harus bergandengan tangan semua elemen yang ada baik yang tinggal dan menetap di sabu maupun yang ada diluar sabu. bukan hanya pemerintah atau dewan tapi semua pihak yang merasa bertanggungjawab untuk membawa sabu menjadi daerah yang sejajar dengan daerah lain di indonesia. ini harapan dan doa sehingga damai itu tidak tidak pernah pergi tapi tetap bersemayam dalam semangat orang sabu yakni mira kaddi hari do memude para lai ( senasib sepenanggungan, berat sama dipikul ringan sama dijinjing) semoga!!!(habis)






* Ketika pemerintah mulai melakukan pelebaran jalan di Sabu Raijua *

# Mengunjungi setiap rumah untuk bicara dari hati ke hati #

Sebagai kabupaten yang baru mulai merangkak dari bawah, banyak pengorbanan yang harus diberikan oleh penghuni kabupaten sabu raijua. hal itu semata-mata mereka lakukan dan iklaskan hanya untuk melihat sabu bisa berdiri tegak dan bermartabat sejajar dengan kabupaten lain di bumi flobamora. ketika pemrintah kabupaten sabu raijua memiliki niat untuk melakukan pelebaran jalan, tak ada yang mencibir bahkan menolak apa yang dilakukan pemerintah. pelajaran yang patut dihargai!!
Joey Rihi Ga.Menia.

Jarum jam baru menunjukan 9:00 pagi ketika telepon selular milik saya berdering,dan terpampang ada nomer ponsel bupati sabu raijua yang memanggil. saya lalu berhenti sejenak untuk menerima telponnya. bupati sabu raijua marthen dira tome dari balik telponnya memberitahukan kalau dirinya bersama tim teknis akan melakukan pengukuran pelebaran badan jalan di kelurahan mebba kecamatan sabu barat. sontak saja keingin saya membuncah untuk melihat secara langsung pengukuran jalan di seba sehingga saya dengan cepat melaju dari desa eilode menuju seba kecamatan sabu barat. maklum keluharan mebba merupakan pusat kota atau tempat paling padat rumah penduduk di sabu raijua. saya berpikir jangan-jangan ada yang melakukan tindakan penolakan terhadap niat pemrintah tersebut. tiba disana mobil DH I SR sudah parkir didepan jalan menuju pelabuhan dan bupati sabu raijua marthen dira tome didampingi tim dari dinas PU dan bappeda sabu raijua sementara berjalan kaki dari rumah-kerumah para warga untuk menjelaskan maksud pemerintah melakukan pelebaran jalan disana. tiap rumah yang dikunjungi adalah rumah yang berada persis dimuka jalan yang akan dlakukan pelebaran, sehingga dengan menggunakan pendekatan dari hati-kehati marthen dira tome tak merasa lelah masuk keluar rumah. apa yang diprediksikan akan terjadi penolakan oleh warga tidak terjadi. justru sebaliknya. suasana ramah dan penuh persahabatan tergambar dari para pemilik rumah yang halaman bahkan teras rumah mereka akan digusur guna pelebaran jalan. kawasan ini memang kawasan pertokoan maupun kios-kios besar dan kecil yang berjejar disepenjang jalan menuju pelabuhan. sambil bupati melakukan pendekatan maupun memberikan penjelasan kepada warga pada saat yang sama juga para petugas dari dinas PU yang dikomadai oleh Lay rohi dan niko tari sementara melakukan pengkuran jalan. dalam pengukuran tersebut ada teras maupun halaman yang terpaksa harus digusur karena terkena badan jalan. anehnya justru warga juga ikut menonton dan membantu para petugas yang sementara bekerja mengukur jalan. kalau ada yang teras rumahnya terpaksa kena gusur mereka hanya bisa tersenyum kecut tapi tanpa kata-kata. namun ada pula yang merasa senang jika ternayata badan jalan tidak samapai mengorbankan rumah atau tempat tinggal mereka.
dua jalur jalan yang menuju ke pelabuhan seba baik dari sebelah timur maupun barat memang dipadati rumah dimana ruas jalan yang tersisa dari teras rumah warga tidak lebih dari empat meter. bisa dimaklumi bagaimana kumuh dan macetnya kedua jalur ini jika hari kapal tiba. apalagi pada musim hujan seperti ini maka kesan kumuh sungguh terlihat. 
tidak cukup dengan jalan keluar masuk rumah, bupati juga melakukan pertemuan dan dialog dengan seluruh masyarakat di kota sebadi kantor kelurahan mebba. dalam penejalasannya kepada masyarakat bupati marthen dira tome mengatakan bahwa pembangunan di sabu raijua akan berjalan lancar jika di dukung oleh semua pihak termasuk masyarakat didalamnya. untuk itu maka harus ada keiklasan atau kerelaan dari masyarakat untuk melepaskan pekarangan mereka untuk pelebaran jalan sebagai sarana umum yang harsu dubangun dan ditata secara baik oleh pemerintah "kenapa kita mulai dari seba, karena seba adalah pintu masuk ke sabu raijua dimana pelabuhan ada disini baik udara maupun laut sehingga jika jalannya sempit dan kumuh maka akan meninggalkan kesan yang tidak baik. untuk itu maka kita perlu tata suapaya jalan-jalan yang ada bisa memadai sebagaimana jalan dalam kota. untuk itu maka perlu keiklasan dari masyarakat untuk melepaskan tanahnya bagi pembangunan dan pelebaran jalan. kita memulai dari seba sebagai kota dan kita teruskan ke tempat lain,"ujar marthen.
pertemuan yang berlangsung cukup kekeluargaan tersebut baru berakhir pada pukul 16:00 wita dengan saling berciuman dan berjabatan tangan. suatu pelajaran yang cukup berharga. untuk membangun sebuah daerah menuju sebuah kemajuan perlu ada keiklasan, pengorbanan serta kerjasama yang baik seluruh komponen yang ada serta tetap menggunakan hati untuk selalu bicara dari hati ke hati***
LANTIK: Gubernur NTT Frans Lebu Raya melantik Ir.Marthen L.Dira Tome Dan Drs. Nikodemus Rihi Heke, Msi menjadi Bupati Dan Wakil Bupati Sabu Raijua periode 2011-2016 pada 24 Januari 2011

Dari pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sabu Saijua periode 2011-2016 (1)
Dilantik lawan politik, disaksikan ribuan rakyat Sabu Raijua

Saat yang paling dinanti oleh masyarakat Sabu Raijua dari hasil suksesi perdana dinegeri gula dan tuak tersebut adalah melihat bagaimana bupati sabu raijua dilantik menjadi pemimpin di bumi rai hawu. kesempatan itu datang setelah menanti dan menghitung hari pasca penetapan pemenang pemilukada oleh KPUD sabu raijua. bertempat di gedung DPRD sabu raijua dalam paripurna istimewa dua putra daerah mengangkat sumpah menjadi orang nomer satu di sabu raijua.
Joey Rihi Ga, Menia

Mendung kelabu yang menggelantung diatas langit pulau sabu pada senin 24 januari 2010, seakan tidak menyurutkan niat masyarakat didaerah tersebut untuk berbondong-bondong menuju gedung DPRD setempat. mereka sudah tahu benar kalau sesaat lagi langit akan terbuka mencurahkan butiran hujan yang akan membasahi bumi. jarum jam sudah menunjukan pukul 9:30 pagi. tapi kursi yang disiapkan bagi para undangan dihalaman bagian selatan ruang DPRD sudah sesak. merka berlomba-lomba untuk duduk di depan. ada yang bersafari, ada yang berpakaian adat namun tak sedikit pula yang hanya bermodal sendal jepit. itulah nyata dari potret kehidupan orang di sabu. tapi mereka mau melihat dengan mata kelapa sendiri mereka juga tidak mau kuping mereka hanya mendengar dari bibor rang lain. mereka ingin menjadi saksi pelantikan bupati dan wakil bupati yang defenitif di sabu raijua. namun yang menggelitik adalah mereka ingin menyaksikan gubernur NTT frans lebu raya melantik bawahannya marthen dira tome sebagai bupati yang nota bene adalah seteru dan lawan yang tangguh dalam hajatan suksesi bupati dan wakil bupati sabu raijua. mereka ingin melihat bagimana menggelegarnya suara gubernur ketika mengambil sumpah dan melantik bupati mereka untuk lima tahun yang akan datang. tapi penantian para undangan untuk segera melihat acara pelantikan harus menerima kenyataan bahwa hujan tak lagi bisa ditahan, bibr langit sudah meluap dan menumpahkan airnya. undangan berhamburan laksana diserang musuh yang tak bersuara. bahkan kegaduhan ini memaksa pembawa acara harus memberikan arahan kepada para undangan agar jika nanti dalam pelantikan terjadi hujan lebat agar undangan tidak samapi menggagu jalannya pelantikan. namun langit rai hawu benar-benar ingin agar semua mata melihat bupatinya dilantik sehingga hujan yang menerjang cuma sesaat tak lagi berani sesumbar hingga sore menjelang. tepat pukul 11:00 ketika robongan guber ur tiba ditempat pelantikan. dibarisan depan ada ketua TP PKK Provinsi NTT ny lucia adinda lebu raya didampingi Ny irna cristine dira tomr-daik. menysusl wakil gubernur NTT esthon Foenay bersama istri. dibelakang mereka ada ketua DPRD Provinsi NTT Ibrahim agustinus medah didampingi Ny Corry tambayong medah. tak ;ama berselang maka gubernur NTT frans lebu raya di dampingi pimpinan DPRD sabu raijua serta diiringi oleh bupati dan wakil bupati marthen dira tome dan nikodemus rihi heke yang akan segera dilantik. ribuan pasang mata menyorot langkah mereka. namun senyuman yang diumbar dari masing-masing yang menjadi sorotan mata setiap orang yang hadir terasa menyejukkan suasana yang memang sejuk setelah dibasahi hujan. begitu tiba saat pelantikan terdengar suara gubernur NTT frans lebu raya menghentak perhatian para undangan. usai pelantikan riuh tepuk tangan menggelegar memecah kesunyain sabu raijua. hati terasa plong seakan telah menadaptkan sesuatu yang dinanti sekian lama dan telah terjawab. harapan gubernur agar bupati an wakil bupati menghapus setiap perbedaan yang terjadi waktu suksesi begitu tenang dan menyejukkan semua telinga yang mendengar kala itu. memang untuk memabngun sesuatu yang lebih besar kita harus mampu menyatukan semua perbedaan yang ada untuk m4enciptakan kekuatan yang tangguh tentu dengan satu tujuan hanya memabngun sabu raijua menjadi sempurna dan sejajar alam berbagi aspek sama seperti syair tua para leluhur yakni menjadikan sabu raijua menjadi bumi satu nama, bumi satu hati tempat t7ujuan setiap hati untuk menenagkan hati yang resah.(bersambung)

Dari pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Sabu Saijua periode 2011-2016 (2)
Disambut laksana raja dengan nyanyian sakral para leluhur

Kegembiraan masyarakat sabu raijua rupanya tidak bisa dihentikan hanya diarena pelantikan bupati dan wakil bupati sabu raijua di ruang rapat DPRD sabu raijua. mereka tak mau kehilangan momen bahagia. mereka juga ingin menunjukan bahwa mereka begitu mencintai pemimpin di tanah para dewa rai hawu. mereka sadar bahwa segala sesuatu adalah rancangan yang kuasa maka sebuah acara syukuran rakyat disiapkan untuk para pemimpn sabu lima tahun kedepan.
Joey Rihi Ga,Menia

Suasana penuh kesibukan dikediaman orang tua dari bupati sabu raijua marthen luther dira tome di jalan tulaika sabu barat memang sudah nampak sejak seminggu menjelang pelantikan. didepan rumah tepatnya diseberang jalan bagian selatan berdiri kokoh panggung besar berukuran enam kali sepuluh  meter.di panggung tersebut ada tulisan besar dalam bahasa sabu,ratu kolo moto ti kebolo raijua. sebuah kata yang sukar untuk diartikan walau bsa dimengerti. sementara masyarakat sabu raijua sudah penuh sesak menanti sang bupati yang baru usai dilantik gubernur NTT. langan yang dulunya berumput lebat terlihat tandus dilindas ribuan kaki manusia sabu. tujuan mereka hanya satu yaitu bersama-sama menaikkan syukur bersama-sama dengan bupati dan wakil bupati terpilih. aroma persaingan tak nampak lagi pada wajah-wajah lugu yang dulu sering mengerut berpikir strategi kala perang pemilukada. wajah tegang yang dulu menghiasi kini berubah sumringah dan berseri-seri. sekira pukul empat petang bunyi sirene bartalu-talu memasuki lapangan keballa pehere di jalan tulaika seba. tempat dimana masyarakat sabu melakukan syukuran rakyat untuk sang bupati dan wakil bupati. dalam iring iringan tersebut mobil DH 1 SR dan mobil DH 5 SR serta mobil DH 2 SR berhentitepat didepan gerbang kediaman orang tua bupati sabu raijua. bupati dan wakil bupati bersama keluarga disambut tarian perang yang dilakonkan para pelajar sekolah dasar kemudian dilanjutkan dengan nyanyian syair yang sangat sakral oleh para pemangku adat. bupati dan wakilnya nampak sangat serius mendengar setiap syair yang terlontar dari bibir para tua adat. sambil berjalan pelan bupati dan wakil bupati bersama istrinya masing menuju panggung kehormatan. tepaukan tangah meriah mengahntar mereka yang melambaikan tangan menuju atas panggung. apa yang tergambar dalam suasana tersebut tentu bukan sekedar euforia dari sebuah kemenagan sebab ada berjuta harapan dari masyarakat sabu raijua kepada bupati dan wakil bupati yang telah mereka pilih dalam proses demokrasi yang bermartabat.
semua orang sabu tahu bahwa kecintaan mereka terhadap sabbu raijua begitu tinggi sehingga mereka harus mengikat pinggang mereka untuk siap maju bertarung menjadi orang nomor satu ditanah kelahiran mereka. apa yang menjadi visi mereka yakni membawa sabu raijua menjadi sebuah kabupaten yang inovatif, maju dan bermartabat. mereka ingin masyarakat sabu harus mampu berpikir lebih jauh melampaui apa yang orang pikirkan dan mampu berbuat melampaui apa yang orang lain lakukan. itu bukan pekerjaan gampang tentunya, sebab sebagai daerah baru berabgai keterbatasan tentu akan menjadi kerikil tajam yang harus dilalui. dalam orasi mereka ketika kampanye waktu lalu sudah menyampaikan bahwa paling tidak dalam kurun waktu lima tahun kedepan selama masa kepemimpinan mereka di sabu raijua, ada berbagai perubahan pada tiga aspek yakni aspek ekonomi, pendidikan dan kesehatan sesuai dengan misinya untuk membangun sabu raijua. Jika ini layak terjadi maka bukan tak mungkin sabu akan menjadi tempat tujuan semua insan dan tempat berdiam yang teduh bagi warganya sendiri, warga rai hawu. semua tentu berharap agar pasangan buah kandung rai hawu yang telah dilantik menjadi bupati dan wakil bupati akan tetap menancapkan hati dan pikir pada tempat dimana darah bunda tercurah bagi mereka. Tidak bisa dipungkiri bahwa kesulitan, kemiskinan dan keinginan ingin melepaskan diri dari keterbatasnlah yang membuat orang sabu mencari rumput hijau di kekarangan orang lain dan meninggalkan halaman rumahnya tak terjamah bahkan tak diurus. kita berharap itu tak lagi terjadi. porficiat untuk bupati dan walil bupati sabu raijua.
BERKUNJUNG : Bupati Sabu Raijua Marthen L. Dira Tome bersama Wakilnya Nikodemus Rihi Heke saat berkunjung ke Pulau Raijua

Melihat kerinduan masyarakat Sabu Raijua terhadap kebutuhan akan listrik (1)

Benarkan cahaya itu akan segera membunuh gelapnya Bumi Rai Hawu ?

harapan orang sabu untuk menikmati listrik memang setinggi gunung. pasalnya sejak merdeka 65 tahun silam ada ada beberpa tempat saja yang sudh menimati cahaya listrik dari PLN. sementara yang lainnya masih bergulat dalam kegelapan. sehingga ketika tiang listri telah dipancang oleh PLN hati orang sabu kian besar menyeruak diantara tulang rusuk yang kurang gisi. akankan kerinduan itu segera terobati dan cahaya itu akan segera datang ???.
JOEY RIHI GA,MENIA

"Akhirnya harapan kita segera akan terwujud, terimakasih untuk PLN" ungkapan ini terlontar dari mulut wadu kire warga desa eilode kecamatan sabu tengah ketika dihampiri timor expres pekan silam saat dirinya sementara melihat para petugas yang sementara memasang kabel listri pada tiang yang telah berdiri kokoh disekitar rumahnya. ungkapan kegembiraannya bisa terlihat dari raut wajahnya yang nampak mulai dimakan usia. apa sebab, karena memang selama ini mereka hanya ditemani oleh cahaya pelita dikala harga minyak tanah mulai melambung saat ini,maka kehadiran listrik laksana air surgawi yang menyejukkan bagi mereka. hal ini dapat dimaklumi karena selama ini listrik bagi mereka hanyalan sebuah angan dan hayalan yang sulit diraih apalagi dengan status sabu sebagai pulau yang terpencil dan sangat jauh dari pusat kota kabupaten sewaktu masih bergabung dengan kabupaten kupang. dengan jauhnya dari pusat kota tentu saja pembangunannya juga berjalan merayap sehingga diusia tua kemerdekaan RI yang ke 65,wilayah pulau sabu belum semuanya tersentuh pelayanan listrik.
doa dan harapan mereka mulai terwujud manakala pemerintah pusat dan DPR RI mengabulkan permohonan mereka untuk menjadi kabupaten otonom sehingga sabu raijua bisa mengalami perubahan dalam berbagai aspek pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan termasuk pelayanan listrik. belum genap berusia satu tahun pihak PLN sudah menyatakan akan segera membangun kantor PLN yang besar yang bisa melayani pulau sabu secara keseluruhan. dan pernyataan itu langsung ditindaklanjuti dengan pengerjaan sarana seperti tiang listrik telah di pasang bahkan sekarang sudah dalam pemasangan kabel yang akan menyambung listrik dari wilayah sabu barat menuju kecamatan liae. memang selama ini sudah ada dua kecamtan yang sudah menikmati listrik sejak puluhan tahun silam sekalipun hanya menyala pada malam hari, yakni kecamatan sabu barat dan kecamatan sabu timur. memang tidak semua desa yang ada di kecamatan tersebut telah tersentuh listrik karena kapasitas mesinnya yang belum memadai sehingga sering terjadi kecemburuan dalam masyarakat. niat mereka untuk menikmati listri sudah begitu tinggi namun apadaya memang kapasitasnya yang belum memadai.
sejak taing listrik dibangun antusias masyarakat begitu luar biasa. meraka denan suka rela membantu para pekerja dari perusahaan yang memangkan tender pekerjaan jaringan listrik di sabu. mereka datang membantu. memberi makan dan minum atau sekedar menemani para pekerja yang banyak berasal dari luar pulau sabu tersebut.
tuan tanah di desa eilode obed nego rata yang telah menghibahkan tanahnya merasa gembira karena janji akan listrik akan segera dilaksanakan.
"memang mereka bilang akan bangun kantor PLN dengan msin yang besar di eilode sehingga kita hibahkan lahannya. pembangunan kantor belum dilakukan tapi tiang listrik sudah berdiri. mudah mudahan dalam waktu yang tak lama lagi kantor dan mesinnya sudah ada di sini,"Ujar Obed.
bagi orang sabu, mereka tak berpikir darimana aliran listrik itu datang saat ini, namun yang mereka lihat bahwa tegaknya tiang listrik yang melewati runah dan lahan mereka telah menjadi bukti bahwa tidak lama lagi cahaya itu akan segera datang, entah kapan itu yang mereka tak mau tahu. yang pasti mereka telah memilki sejumlah rencana jika listrik telah menerangi rumah mereka, mulai dari pekerjaan yang membutuhkan tenaga listrik hingga pada jualan es kikok bagi anak-anak. (bersambung)

SERAH TERIMA : Serah terima Camat Raijua dari Lukas Welem Rohi kepada Yermias Kome Balo
Melihat kerinduan masyarakat Sabu Raijua terhadap kebutuhan akan listrik (2)

Ribuan pohon rebah demi tegaknya tiang listrik.

Untuk mencapai keinginan yang telah terpendam sekian lama, maka apapun direlakan oleh orang sabu. hal ini dapat dilihat dari keiklasan mereka merelakan ribuan pohon di tebang dmi tegak berdirinya tiang listrik yang diidam-idamkan selama ini. tidak cuma itu lahan mereka yang dilalui listrik diberi tanpa basa basi. jika demikian besar pengorbanan mereka benarkan dalam waktu dekat cahaya itu akan segera datang mengusir kegelapan di bumi rai hawu ???
JOEY RIHI GA,MENIA

ribuan pohon rebah,jalur jalan lintas timu seba mendadak menjadi terang lantaran pepohonan yang menghalangi cahaya sang surya kini telah ditebang para pemiliknya. ini hanya semata mata demi memenuhi permintaan agar pohon yang mengganggu jalur listrik harus di potong. dulu jalan yang terkesan rimbun sepanjang jalan menuju sabu barat dari sabu timur terlihat beda, pohon yang tinggi kini telah bergangi tiang listrik yang berdiri kokoh disepanjang jalur jalan. terkesan angkuh namun terasa berbeda. miha wadu salah satu warga desa kudjiratu kecamatan sabu tengah yang dihampiri timor express mengakui bahwa dia rela pohonnya ditebang hanya demi rumahnya yang sekian lama hanya diterangi cahaya pelita bisa berubah terang jika diterangi listrik.
memang pohon yang ditebang banyak yang tidak berguna secara ekonomi karena kebangyakan pohon hanya jenis kedondong, kusambi dan pohon lainnya. tapi ada juga pohon kelapa dan tuak yang tentu secara ekonomi meruguan sang pemilik. namun sekali lagi untuk mencapai suatu harapan yang terpendam, apapun dikorbankan orang sabu." yang pasti bahwa kita iklas pohon milik kita di potong karena kita memang sudah sangat rindu akan layanan listrik sehingga apapun yang menjadi penghambat untuk berdirinya jalur listrik kita iklaskan,"Ujar Miha.
yang patut diapresiasi adalah keiklasan warga untuk memotong pohonnya adalah mereka sendiri yang menebangnya tanpa harus petugas dari perusahaan yang sedang melakukan pekerjaan pembangunan jalur listrik. meraka sendir yang membersihkan pohon yang dilewati tiang dan kabel listrik yang sementara dikerjakan. pengorbanan ini harus dilihat oleh PLN sebagai sebuah wujud kerjasama dan kerinduan orang sabu akan pelayanan PLN. sebab apa, selama pekerjaan jalur listrik tidak ada masyarakat yang mesara dirugiakan sehingga melakukan protes dan sebagainya, justru mereka mendungnya seratus persen dengan cara mereka membantu para pekerja. pantauan timor expres dibeberapa desa yang dilalui jalur listrik, masyarakat terlihat berkerumun membantu pekerja dan petugas biar hanya sekedar membantu mendirikan tiang, atau sekedar membantu menarik kabel listrik untuk dipasang. mereka tak berhitung soal apa yang akan mereka terima karena fokus mereka hanya satu yakni listrik segera menyala. meteran meteran segera terpasang di rumah rumah warga sehingga jalur yang tadinya gelap gulita bisa benderang dan tidak menyersamkan lagi. memang jalur listrik belum masuk sampai kepedalaman atau tempat terpencil. masih sebatas dijalur jalan utama trans seba timu. tapi itu sudah luar biasa bagi orang sabu. paling tidak desa yang dilewati jalur utama tidak lagi gelap seperti dulu.
"yang pasti kalau listrik sudah ada, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menambah penghasilan dan meningkatkan ekonomi kelurga. mulai dari pekerjaan seperti mebel atau membuat berbagai makanan untuk dijual yang harus membutuhkan tenaga listrik seperti es batu atau makanan lainnya,"Ujar Nikolas ratu warga desa keliha kecamatan sabu timur.
jika demikian pengorbanan dan harapan orang sabu terhadap listrik maka itu tentu menjadi beban bagi PLN untuk segera merealisasikan harapan tersebut. apakah itu dengan penambahan mesin dentan kapastitas besar atau segera membangun kantot PLN seperti yang pernah dijanjikan. orang sabu menyerahkan semuanya kepada PLN. Bravo PLN.****
 

* Ketika Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua menyediakan bus gratis *

# Takut terlambat,harus rebutan bus gratis #

Kesulitan jarak jelajah para siswa di kabupaten sabu raijua dalam menimba ilmu buat masa depannya, menjadi fokus perhatian pemerintahan setempat. jarak tempuh siswa ke sekolah yang berkisar belasan kilo meter kini tertolong dengan kehadiran bus gratis yang disiapkan bagi para siswa pagi dan siang.
bagi siswa yang tidak mau terlambat dan menghemat tenaga maka jangan telat menunggu bus gratis di punggir jalan utama, kerana ketika bus gratis telah lewat maka harus menguras tenaga untuk tiba di sekolah.
JOEY RIHI GA,MENIA

Siang itu, jarum jam telah menunjukan pukul 13:00 wita, ketika sekelompok siswa bersagam SMA dan SMP berlarian menunju sebuah bus kayu yang datang menjemput mereka pulang ke rumah mereka. tak peduli apakah laki atau perempuan mereka saling rebutan menjadi yang terdahulu sampai dalam bus karena kalau tidak maka mereka harus bergulat dengan rasa lapar sambil memeras tenaga untuk berjalan pulang. demikianlah setiap hari pagi dan siang, bus sekolah yang hanya dua buah disiapkan pemerintah harus bolak-balik mengantar anak sekolah tanpa dipungut biaya. biasanya yang paling ngotot untuk harus bisa pulang dengan bus gratis adalah mereka yang rumahnya cukup jauh dari sekolah, mereka tak peduli apakah harus bergelantungan, yang penting bisa menghemat tenaga dan tiba di rumah dengan cepat. para orangtua juga merasa tertolong dengan adanya bus gratis karena kalau bagi orang tua yang memiliki sepeda motor dan harus mengantar jemput anaknya tiap hari maka dengan kehadiran bus gratis bagi anak sekolah membuat pekerjaan mereka menjadi ringan. mereka juga bisa hemat BBM setiap harinya. Melky mira salah satu orang tua siswa di desa nada kecamatan sabu tengah kepada harian ini mengisahkan bahwa saban hari dia harus mengantar jemput anaknya yang bersekolah di SMAN I seba kecamatan sabu barat. kini seteah ada bus gratis maka anaknya sudah bisa pergi tanpa diantar dan pulang tanpa dijemput. katanya semangat anak-anak untuk pergi sekolahpun kini semakin tinggi karena mereka tidak lag berpikir masalah jarak jauh yang harus ditempuh dengan berjalan kali. kalau dulu katanya,penderitaan mereka pada waktu sekolah dengan berjalan kaki sambil menenteng jerigen berisi air telah membuat anak-anak sabu raijua menjadi petarung dalam dunia kerja. "sebagai orang tua kita sangat bersyukur dengan apa yang telah dilakukan pemerintah, yakni menyediakan bus gratis bagi anak sekolah. kita berharap ini adalah salah satu motivasi bagi anak-anak untuk mau bersekolah tanpa harus berjalan kaki dengan jarak tempuh yang cukup jauh,"ujar melky. Dulu, tambah mekly, walaupun harus masuk kelas jam tujuh pagi tapi tidak ada murid yang terlambat, walaupun mereka berada ditempat paling jauh dari sekolahnya. mereka jago dalam mengatur waktu. untuk bangun pagi mereka tak perlu jam weker seperti anak kota. weker mereka adalah suara kokok ayam dan kicauan burung. mereka harus cepat bangun dan berlari menuju kali untuk mandi, lalu tanpa sarapan pagi sudah harus bekerka keras denan mengukur panjangnya jalan menuju sekolah. bayangkan mereka pergi sekolah tidak sarapan, tapi tetap kuat untuk berjalan pulang dentan sengatan matahari yang mengganas di pulau gersang tersebut. beruntung bagi mereka yang rumahnya dekat sekolah atau yang orang tuanya ada kuda atau sepeda motor. mereka masih bisa bisa menyelamatkan betis mereka dari rasa sakit yang menikam hingga kepala akibat rasa lelah berjalan kaki. demikian juga kulit mereka masih bisa sedikit terang karena tidak terlalu terbakar sinar matahari. kalau jaman dulu anak-anak sabu malas sekolah karena memang letak sekolah yang sangat jauh sehingga mereka lebih memilih untuk menjaga kambing atau kerbau mereka di padang. lagian pikir mereka buat apa sekolah tinggi-tinggi toh nanti juga hanya menjadi tukang iris tuak. ada juga yang harus berbohong kepada orang tua mereka dan tidak sampai sekolah karena rasa lapar yang menggoda sehingga harus kembali ke rumah atau bersekolah dibawah pohon tanpa guru alis alpa sekolah. memang pada akhirnya mereka harus menyesal karena menjadi orang yang tidak berpendidikan. tapi apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur. namun jaman sudah berubah, pola pikir anak-anak maupun orang tua sudah berubah. mereka sudah sadar bahwa pendidikan itu sangat penting untuk menata masa depan yang lebih baik. merka sudah tahu kalau anak yang sekolah bisa memiliki kesmpatan yang lebih besar dalam dunia kerja. itulah kenapa, saat ini hampir semua anak-anak sudah bersekolah. memang kehadiran bus gratis masih belum merata di seluruh kabupaten sanbu raijua sehingga masyarakat disana masih memiliki harapan agar pemerintah bisa menambah lagi jumlah bus gratis bagi anak sekolah, dan bila perlu masing-masing kecamatan memilki bus khusus bagi anak sekolah. itu adalah harapan, tapi tentu apakah itu akan menjadi kenyataan atau tidak, pemerintah sabu raijua yang akan menjawabnya.
meneropong aktifitas di pelabuhan biu saat KM AWU menyinggahi sabu.(1)

berburu rupiah dalam gemuruh laut sabu

bagi para buruh di pelabuhan biu kecamatan sabu timur, kedatangan KM AWU milik PT pelni empat kali dalam sebulan merupakan saat yang paling ditunggu. karena disitulah mereka berburu uang dengan menawarkan jasa kepada para penumpang yang membutuhkannya. bagi yang beruntung maka hasil keringat di perairan laut sabu itu bisa dibawa pulang untuk ditukar dengan beras. bagi yang belum beruntung maka berdiri memandangi kapal raksasa yang menyinggahi wilayah mereka sudah merupakan hiburan tanpa bayar.
JOEY RIHI GA,TIMEX

pelabuhan biu yang dibangun tahun 1996 dengan panjang mencapai 750 meter akan menjadi lautan manusia jika ada kapal yang datang menyinggahi pelabuhan tersebut. pelabuhan yang jarang disinggahi kapal itu kini mulai menggeliat dengan masuknya armada PT Pelni bernama KM awu yang menyinggahi pelabuhan biu empat kali dalam sebulan, yakni dua kali dari arah barat dan dua kali dari arah timur. yang paling ditunggu oleh para buruh atau tenaga kerja bongkar muat (TKBM) pelabuhan biu adalah ketika KM Awu datang dari arah timur atau dari kupang menuju ke arah barat, karena banyak penumpang yang menggunakan jasa para buruh utnuk mengangkut barang bawaannya menuju dermaga atau teerminal penumpang.bagi buruh yang beruntung maka hasil keringatnya bisa dibawa pulang berupa uang untuk ditukar dengan beras atau kebutuhan lainnya, namun bagi yang tidak beruntung maka melihat kapal raksasa dan berjubelnya manusia diatas dermaga sudah menjadi hiburan menarik karena memang sebagai daerah terpencil keramaian merupakan hal yang jarang terjadi disana. apalagi media hiburan seperti televisi belum dinikmati oleh sebagaian besar penduduk kabupaten yang baru diresmikan sebagai kabupaten otonom 26 mei 2009 lalu. ketua buruh pelabuhan biu meky doko yang ditemui dipelabuhan biu kepada timor expres mengatakan, ada sekitar 200 buruh yang mengais rupiah di pelabuyan biu yang saat ini sudah mendaftarkan diri secara resmi. bisa dibayangkan begitu banyaknya buruh sehingga tentu saja penghasilan mereka tak seberapa. " ya kalau beruntung bisa mendapatkan uang sekitar lima puluh ribu rupiah seorang tapi banyak juga yang pulang kosong. untuk saat ini kita belum kenakan biaya seperti angsuran bagi kelompok yang dibentuk, kta masih dalam taraf membentuk kelompok buruh ini bagaimana bekerja secara profesional. tapi kalau pakaian mereka kita sudah beli dengan uang yang dikumpulkan masing masing anggota. maklum kita baru saja bentuk kelompok ini setelah kapal awu masuk sabu,"Ungkap Meky. menggunakan jasa buruh di pelabuhan biu merupakan jalan keluar untuk bisa lebih mudah mencapai daratan. maklum ketika kapal sandar maka baik penumpang yang datang maupun yang hendak berangkat akan secara serentak berebut satu satunya tangga yang diturunkan dari dek empat kapal awu. bisa dibayangkan sulitnya, apalagi jika membawa barang yang lebih dari empat atau lima potong maka jalan terbaik adalah menggunakan jasa buruh yang bisa lincah menerobos dalam kerumunan banyak orang. para buruhpun dengan ramah akan mendatangi setiap penumpang untuk menawarkan jasa mereka. bagi yang tidak tahu, gampang saja mencarinya sebab mereka berseragam kuning dengan nomer didada dan belakang ditambah tulisan TKBM pelabuhan biu. keberadaan buruh tersebut memang mengharapkan kepedulian pemerintah setempat lewat dinas terkait untuk bagaimana membuat mereka menjadi sebuah kelompok kerja yang profesional dan bisa diandalakan untuk memenuhi kehidupan ekonominya lewat profesi yang diemban." dengan jumlah buruh yang cukup banyak ini perlu perhatian dan kepedulian pemerintah untuk mengatur kita buruh disini. karena dengan jumlah yang cukup banyak ini tentu ada yang dapat uang, ada juga yang tidak dapat uang,"ujar manto here salah satu buruh di pelabuhan biu. tenaga buruh hanyalah salah satu bagaian dari kehidupan dan aktifitas di dermaga biu saat kapal awu berkenan untuk menyinggahi dermaga tersebut. selain itu banyak pula yang menaruh harapannya disana seperti pedagang asongan hingga masyarakat yang datang hanya untuk membeli buah dan es cream dari dalam kapal tersebut.(bersambung)

meneropong aktifitas di pelabuhan biu saat KM AWU menyinggahi sabu.(2)

buah dan es cream turun dermaga, wolappa dan putu masuk kapal

jika diperhatikan secara seksama ketika KM awu berlabuh di pelabuhan biu, ada ada perang keberuntungan antara penjual makanan lokal di sabu dan penjual buah dan ice cream dari pedagang dalam kapal.secara tidak langsung orang sabu hendak memperkenalkan bahwa mereka punya makanan lokal yang enak dan gurih kepada para penumpang yang berasal dari berbagai suku dan pulau di indonesia. mungkinkan mereka hendak bilang bahwa bukan hanya digarut yang punya dodol, tapi di sabu juga ada dodol bernama wolappa yang kurang nikmat bagi mulut orang sabu yang telah terbiasa dengan makanan enak ditempat perantauan.
JOEY RIHI GA,Menia.

"ibu, ini namanya apa? terbuat dari apa ? berapa satu ikat ?" demikian ujar suhartini, wanita asal lumajang jawa timur yang hendak menuju kupang dengan kapal awu. sementara ina Rihi si penual makanan lokal dengan terbata bata berusaha menjelaskan apa yang ditanyakan pembeli. "ini namanya wolappa satu ikat sepuluh ribu dan ini namanya putu satu ikat juga sepuluh ribu. keduanya terbuat dari tepung beras yang ditubuk sendiri dengan gula sabu,"Ujar ina Rihi. percakapan itu terjadi persis di depan timor epress belum lama dini di atas dermaga biu.percakapan antara pembeli makanan lokal di sabu dengan para penjual di atas dermaga yang menjajakan makanan lokal berupa wolappa dan putu. tentu dengan senag hati para penjual akan menjelaskan kepada para pembeli dengan satu harapan bahwa mereka akan membeli dagangan mereka. wolappa dan putu adalah makanan kecil buatan tangan orang sabu. ketika mereka pergi merantau maka selain gula sabu maka dua jenis makanan itu akan selalu dibawa sebagai oleh-oleh untuk saudara atau sekedar sebagai makanan dalam perjalanan. namun coba dilihat di dermaga biu kebanyakan yang membeli makanan tersebut adalah orang dari tempat lain atau suku lain yang ingin mencoba dan merasakan lezatnya makanan yang terbuat dari tepung beras dan gula sabu. kalau begitu apakah orang sabu sudah malu merasakan makanan tardisi nenek moyangnya atau mulutnya sudah terlampau terbiasa dengan dengan makanan moderen semacam es cream atau makanan produksi pabrik? sulit memang untuk mengetahuinya, namun yang pasti ada penurunan nilai cinta terhadap makanan lokal yang telah menjadi budaya nenek moyang. padahal kalau dilihat dari sisi kesehatan maknan lokal seperti putu dan wolappa hanya terbuat dari tepung beras dan gula sabu, cuma cara masaknya yang berbeda. kalau wolappa harus dimasak sementara putu hanya dikukus. bentuknya juga berbeda, wolappa berbentuk panjang seperti dodol dibungkus dengan daun kepala muda lalu dimasak hingga matang kemudian dijemur. putu berbentuk bulat di cetak dalam tempurung kelapa kemudian di kukus,lalu dikeringkan. memang kalau mau dipikir banyak penganan lokal di sabu saat ini yang tidak lagi dihiraukan. perempuan sabu juga tidak lagi rajin membuat putu dan wolappa. mereka sudah terbiasa dengan pop mie jika hendak bepergian atau dengan gula-gula berbagai rasa sebagai teman mulut dikala berlayar. padahal dulu banyak pengangan sabu yang biasa dibawa ketika merantau. selain putu dan wolappa adapula wo peraggu,yang bisa bertahan berminggu-minggu. maklum dulu kalau berlayar menuju kupang bisa menghabiskan waktu berminggu-minggu apalagi saat cuaca tak bersahabat.
sebenarnya ini adalah potensi lokal yang bisa diangkat kemudian di buat sedemikian rupa sehingga bisa dijual sebagai penambah ekonomi keluarga. bila perlu ada sentuhan moderen mungkinkah itu kemasannya yang lebih menrik atau ada sedikit tambahan aroma supaya bisa bersaing, asal makanan tersebut tetap berlabel made in sabu.ini mungkin hal yang terlampau kecil untuk dipikirkan oleh para orang sabu yang sudah duduk di berbagai posisi bagaimana memperkenalkan makanan khas mereka. jangan lagi mengulangi hanya menjual pisang dari kebun meilik sendiri kemuduan kembali membelinya dalam bentuk keripik kemudian merasa bangga. padahal bahan bakunya kita sendir yang punya apakah itu pertanda kita kurang kretif ? kalau rakyatnya sudah mulai melupakan, jangan pula pemerontah demikian. baiklah mereka memberi motivasi bahkan sedikit modal bagi mereka yang kekruangan modal untuk memperkanalkan makanan milik kita sendiri. orang sabu diminta agar belajar dari bersaing dari seidkit melihat bagaimana wolapppa dan putu serta gula sabu harus berjibaku dengan makanan moderen yang kian menggerus penganan lokal tak berlabel.semoga!!!(habis)  






+++suka duka para siswa di sabu raijua dalam menuntut ilmu (1)+++

*kaki minta ampun, kulit hitam pekat*

berjalan kaki bagi anak sekolahan di sabu raijua adalah olahraga yang harus dilakoni sepanjang pagi dan siang. jarak tempuhnya berkilo-kilo meter. mereka tetap tegar hanya untuk menimba ilmu dan mengusir kebodohan demi masa depan dihari kelak. walaupun dipaksa harus berjalan begitu jauh dari rumah ke sekolah tapi mereka tak pernah terlambat. patut diberi apresiasi.
joey rihi ga,menia

kalau mau uji fisik bagi para pelajar, mari bertanding dengan anak sekolah di sabu raijua. kalau disuruh berjalan kaki mereka pasti menang. kalau melihat ciri fisik mereka anak sekolah di sabu gampang sekali. tinggal melihat betisnya yang besar dan mukanya hitam pekat berarti dia adalah pelajar. bukan petani. tapi dalam menempuh dunia pendidikan, kuatnya jalan kaki bukan menjadi syarat untuk sesorang bisa lulus atau berhasil dalam sekolahnya. bagi mereka yang telah lulus ujian jalan kaki hingga akhirnya berhasil lulus sekolah kini sudah banyak sekali yang menjadi orang-orang sukses. penderitaan mereka pada waktu sekolah dengan berjalan kaki sambil menenteng jerigen berisi air telah membuat mereka menjadi anak-anak petarung dalam dunia kerja. ambil saja contoh seperti bupati sabu raijua saat ini marthen dira tome. dia adalah salah satu anak sabu yang waktu sekolah harus berjalan kaki. anehnya disana, walaupun harus masuk kelas jam tujuh pagi tapi tidak ada murid yang terlambat, walaupun mereka berada ditempat paling jauh dari sekolahnya. mereka jago dalam mengatur waktu. untuk bangun pagi mereka tak perlu jam wekwr seperti anak kota. weker mereka adalah suara kokok ayam dan kicauan burung. mereka harus cepat bangun dan berlari menuju kali untuk mandi, lalu tanpa sarapan pagi sudah harus bekerka keras denan mengukur panjangnya jalan menuju sekolah. bayangkan mereka pergi sekolah tidak sarapan, tapi tetap skuat untuk berjalan pulang dentan sengatan matahari yang mengganas di pulau gersang tersebut. beruntung bagi mereka yang rumahnya dekat sekolah atau yang orang tuanya ada kuda atau sepeda motor. mereka masih bisa bisa menyelamatkan betis mereka dari rasa sakit yang menikam hingga kepala akibat rasa lelah berjalan kaki. demikian juga kulit mereka masih bisa sedikit terang karena tidak terlalu terbakar sinar matahari. kalau jaman dulu anak-anak sabu malas sekolah karena memang letak sekolah yang sangat jauh sehingga mereka lebih memilih untuk menjaga kambing atau kerbau mereka di padang. lagian pikir mereka buat apa sekolah tinggi-tinggi toh nanti juga hanya menjadi tukang iris tuak. ada juga yang harus berbohong kepada orang tua mereka dan tidak sampai sekolah karena rasa lapar yang menggoda sehingga harus kembali ke rumah atau bersekolah dibawah pohon tanpa guru alis alpa sekolah. memang pada akhirnya mereka harus menyesal karena menjadi orang yang tidak berpendidikan. tapi apa boleh buat, nasi sudah jadi bubur. namun jaman sudah berubah, pola pikir anak-anak maupun orang tua sudah berubah. mereka sudah sadar bahwa pendidikan itu sangat penting untuk menata masa depan yang lebih baik. merka sudah tahu kalau anak yang sekolah bisa memilki kesmpatan yang lebih besar dalam dunia kerja. itulah kenapa, saat ini hampir semua anak-anak sudah bersekolah. yang tidak berubah dari dulu hingga sekarang adalah kalau mau sekolah maka harus siapkan kaki yang kuat untuk berjalan. belum lagi jumlah sekolah di sabu raijua belum merata kalau sekolah lanjutan atas. memang sekarang sekolah menengah pertama sudah ada di semua kecamatan. tapi kalau mau lanjut ke SMA maka harus kuat jalan kaki kalau tidak mau tinggal dengan orang lain. SMA hanya ada di sabu barat dan sabu timur. kalau anak-anak dari mehara,liae, sabu tengah dan raijua mau sekolah di SMA maka mereka harus berjalan kaki lebih jauh dari kecamatan mereka menuju kedua kecamatan yang ada SMA nya. itu kalau mereka tidak mau tinggal di rumah orang lain. itu sebabnya ketika anak-anak sabu telah melanglang buana ke rantau orang, maka mereka seperti lupa pulang. mereka menjadi orang-orang yang tekut, ulet dan giat dalam melakoni pekerjaan yang diembannya. mereka secara perlahan lahan mulai melupakan tempat mereka belajar yang ada dalam ingatan mereka hanyalah susahnya jalan kaki waktu sekolah. menghadapi ujian nasional didepan mata kiranya semangat jalan kaki yang membuat kulitnya hitam menjadi pemicu bagi mereka untuk lebih giat belajar dalam menghadi ujian nasional bisa berhasil.

+++suka duka para siswa di sabu raijua dalam menuntut ilmu (2)+++

*tak pernah lihat buku cetak, tangan lelah menulis*

walaupun dunia pendidikan sudah terbilang maju, tapi di sabu raijua masih belum bergeming dari are keterbatasan. salah satunya buku cetak atau buku mata pelajaran yang harusnya dimiliki sorang anak sekolah tidak pernah menjadi milik mereka. imbasnya mereka harus menulis hingga tangah kelelahan. semua mata pelajaran wajib dicatat dan para guru harus rajin mendikte.
joey rihi ga, menia.

jika berkunjung di sekolah-sekolah didaratan sabu raijua, suasana hening disaat pelajaran sangat terlihat. kalau ada guru yang sementara mendikte pelajaran dari satu-satunya buku cetak yang dimilki sang guru maka itulah kebiasaan disekolah-sekolah di sabu. buku cetak adalah barang mahal bagi mereka. padahal itu adalah kebutuhan yang mesti dimiliki oleh anak-anak sekolah. mencatat setiap pelajaran yang diberikan oleh guru dengan cara mendikte dari muka kelas adalah pekerjaan sehari-hari bagi anak sekolah. jangan bilang untuk foto copy buku cetak kepunyaan guru sebab selain tak memilki uang, biasanya para guru memang menuntut anak sekolah harus mencatat mata pelajaran dari buku cetak yang dibaca guru didepan kelas. biasanya para guru juga mengambil kesempatan pada saat anak-anak mencatat. jadi kalau malas mengajar didepan kelas maka tinggal menyruh salah satu siswa untuk mendikte bagi teman-temannya. kemudian mereka harus menulis di buku sekolahnya. lalu para gurunya kemana? mereka bisa bersantai-santai di raungan guru. apakah model pembelajaran seperti ini cukup mendidik dan membuat anak cerdas dan mengerti betul setiap meta pelajaran? pasti para guru saja yang bisa menjawab. mungkin itu pula jika ada para guru yang berkesempatan untuk pesiar di kupang dengan berbagai alasan. mereka tak terlalu kuatir sebab mereka sudah mentipkan buku cetak satu buah untuk dicatat para murid hingga tuntas sambil menunggu kepulangannya dari kupang. itu juga sebabnya jika ada perbedaan yang mencolok antara anak pintar di sabu dengan anak pintar di kota. mereka boleh jura di sabu tapi kalau sudah giliran mengikuti test di kupang misalnya untuk masuk perguruan tinggi atau test masuk SMA jangan heran kalau mereka banyak yang harus dikalahkan anak sekolah di kota. karena memang model pembelajaran yang berbeda. anak di kota wajib memiliki buku cetak oleh gurunya. kalau tak bisa beli bisa meminjam punya teman untuk difoto copy. karena memang mereka menganggap itu adalah kebutuhan. biasanya para guru akan memeriksa catatan setiap siswa apakah mereka benar-benar mencatat atau tidak. bagi yang tidak tentu akan diberi ganjaran. setelah para murid mencatat barulah guru mulai mejleaskannya kepada para siswa. itu juga kalau mereka masih punya sedikit saja rasa rajin. kalau tidak maka mencatat pelajaran dari buku cetak saja itu sudah cukup bagi guru dan para siswa. lantas bagaiman mereka mengerti kalau hanya pandai mentatat tapnpa diberi penjelaan dari sang tuan guru?. ini adalah kenyataan dunia pendidikan di sabu raijua. mereka minim buku cetak yang dapat menunjang mereka lebih cepat mengerti sebuah pelajaran. memang keprihatinan soal minimnya buku cetak bagi anak sekolah di sabu raijua pernah mendapat perhatian sebuah perkumpulan anak anak sabu di rantau orang. mereka kemudian menamakan diri sebagai perkumpulan peduli pendidikan sabu. mereka lalu mengumpulkan buku cetak bekas pakai lalu dikirim buat anak-anak sekolah. mereka sungguh senang ketika dibagikan buku cetak oleh penjabat bupati sabu raijua yang waktu itu diminta untuk melakukan penyerahan buku secara simbolis di SD GMIT bolou II sabu timur. kalau mereka senang itu tandanya mereka masih berharap pada setiap orang sabu yang ada dimana saja dan telah menjadi sukses agar bisa memberi mereka buku cetak sekalipun itu hanya buku bekas. dipenghujung waktu menghadapi ujian nasional tahun ini kiranya setiap kekurangan yang ada di sabu raijua khususnya dunia pendidikan tidak menjadi kendala untuk menorehkan prsetasi kelulusan yang memuaskan. paling tidak lebih baik dari tahun lalu. memang langkah untuk mengantisipasi ujian nasional telah ditempuh oleh bupati sabu raijua marthen dira tome. dia telah bergandengan tangan dengan para pakar seperti kebamoto untuk melakukan bedah SKL. mudah-mudahan ini akan menjadi semacam angin segar bagi para guru untuk menularkannya pada para siwsa sehingga kelulusan tahun ini bisa meningkat. semoga.