Secangkir Kopi Di Beranda Timur Bersama Bupati Sabu Raijua
Seba, seputar-ntt.com – Malam itu adalah malam purnama di Kabupaten Sabu Raijua. Pada pagi tadi ada pelantikan anggota DPRD Sabu Raijua periode 2014-2019. Saat itu jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.00 wita ketika seputar-ntt.com diajak Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome ke rumah jabtan Bupati yang terletak di jalan Tula Ika, kelurahan Mebba.
Saat itu hanya saya dan Bupati yang duduk berbincang. Kami memilih beranda (teras) bagian timur sebagai tempat ngobrol sambil menikmati paras purnama di pulau sejuta lontar ini. Berbagai topik pembicaraan, mulai dari berbagai pembangunan di Sabu Raijua menjadi diskusi hangat kami malam itu. Mulai dari Tiga Pabrik yang sementara dibangun yakni pabrik rumput laut, air mineral dan pabrik garam yang kini sudah berproduksi.
Penghuni rumah jabatan Bupati sudah tidur semuanya, karena malam telah marayap mencapai titik waktu di pukul 23:00 wita. Jalan sudah sepi dan hanya saya dan bupati yang masih hangat berdiskusi seakan tak mau melepas malam berjalan sendiri. Namun tanpa saya duga, tiba-tiba Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome bangun menuju meja makan. Dia mengambil dua buah cangkir lalu membuat Kopi untuk kami berdua.
Saya terkejut karena baru kali ini saya menikmati kopi buatan tangan seorang kepala daerah. “Ayo minum biar tidak ngatuk,” kata Marthen Dira Tome. Sambil tersipu, saya lalu meneguk pelan kopi buatan sang bupati. Kami pun terus berdiskusi semakin dalam tentang apa saja yang sudah dibuat oleh pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, selama 37 purnama Marthen Dira Tome dan Nikodemus Rihi Heke memimpin Kabupaten Sabu Raijua.
“Segala daya upaya telah kami lakukan untuk membangun daerah ini sekalipun dalam berbagai keterbatasan. sebagai pemimpin yang meletakkan dasar maka kami harus bekerja keras sekalipun harus diterpa berbagai tantangan baik yang datang dari luar maupun dari dalam masyarakat Sabu Raijua sendiri,” ujarnya.
Salah satu program nyata yang dilakukan kata Marthen Dira Tome adalah bagaimana masyarakat Sabu Raijua bisa terlepas dari ancaman krisis pangan dengan menjalankan program kebun rakyat mandiri. Kebun rakyat mandiri saat ini telah memberi dampak yang sangat luar biasa bagi pemenuhan pangan masyarakat.
Kebun rakyat mandiri adalah sebuah program menanam dimusim kemarau dengan memanfaatkan setiap potensi air yang ada di pulau semi arit ini. Marthen Dira Tome seakan tak pernah lelah berjalan dari satu desa ke desa lain untuk melihat dan memantau apa yang dikerjakan para petani serta mendengar pengeluhan mereka. Sebagai Bupati yang meletakkan dasar pembangunan di sabu raijua dia menyadari benar bahwa masyarakatnya harus kenyang dan terlepas dari anacaman kelaparan.
“Bagi kami masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang mandiri dibidang pangan dan tidak lagi merasa takut oleh hantu rawan pangan. Maka jangan heran ketika puncak musim kemarau orang sbau raijua panen dimana-mana, panen jagung panen bawang dan panen berbagai hasil bumi yang mereka tanam saat musim kering mencengkram pulau Sabu. Bicara soal kebun rakyat mandiri adalah bicara tentang mimpi yang menjadi nyata dimana ditengah tanah yang tandus dan gersang yang mampu menghasilkan pangan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Untuk mensukseskan program kebun rakyat mandiri ini, Bupati tak hanya beretorika dari balik meja, tidak pula hanya pintar berpidato dari atas podium tapi dia telah bercucuran keringat dan telah bersahabat dengan rasa letih hanya dengan satu tujuan agar apa yang didambakannya bisa menjadi nyata dalam kehidupan masyarakat.
“Pemerintah Sabu Raijua juga tidak segan-segan menggelontorkan dana untuk membantu para petani. Petani benar-benar menjadi raja dengan berbagai bantuan dan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah,” pungkas Dira Tome.
Malam semakin larut dan rembulan yang malam itu paripurna dalam purnama telahcondong kearah barat. ayam telah berkokok dan kami harus menyudahi perbincangan di beranda timur saat malam purnama di Kota Para Dewa, Sabu Raijua. (joey rihi ga)